Setiap Kita Adalah Relawan. Berkontribusi Untuk Kemanusiaan
Banjir awal
tahun 2020 menyisakan banyak kejadian memilukan. Viral sebuah video seorang ibu
di Kemang Pratama, Bekasi, Jawa Barat terjebak banjir. Saat itu mereka berada
di lantai dua. Sambil menahan tangis, sang ibu berupaya meminta bantuan
evakuasi. Tentu terjadi kemelut dalam hatinya. Mengingat keselamatan empat buah
hatinya itu. Sementara, air semakin naik, tak mau surut. Alhamdulillah,
akhirnya sekeluarga itu diselamatkan oleh komunitas ojek daring.
Di tempat lain, pada banjir itu
juga, terdapat seekor anjing yang hampir tenggelam. Namun dia tidak bisa
menyelamatkan diri. Lehernya terpasang rantai. Tidak bisa dia berharap dari
tuannya. Rumah itu kosong, ditinggal sang pemiliknya. Saat air semakin naik,
dia berusaha berenang ke atas, sebisa mungkin tidak tenggelam. Sampai rantai
tersisa sedikit saja. Kejadian ini direkam seorang warganet yang lantas
mengunggahnya. Petugas pemadam kebakaran akhirnya datang. Butuh beberapa menit
sampai akhirnya anjing terselamatkan.
* * *
Banjir, seperti
bencana lainnya selalu mendatangkan kerugian. Tak hanya materi, tapi juga
nyawa. Banyak korban jiwa karena terseret air atau tertimbun lumpur. Banyak
pula yang hilang. Rumah, sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas umum hancur atau
rusak.
Butuh waktu
yang lama untuk bisa kembali ke sediakala. Seperti banjir di Kabupaten Lebak,
Banten yang membutuhkan waktu lama untuk bangkit. Satu pekan pascabanjir, warga
belum bisa membangun kembali rumah-rumah yang hancur. Bahkan lumpur dan kotoran
yang terbawa banjir belum rampung dibersihkan. Anak-anak sekolah masih libur,
ada juga yang sekolah di luar kelas. Sebab ruang kelas mereka hancur atau penuh
lumpur.
Jika hanya
mengandalkan warga sendiri yang membersihkan puing-puing sisa banjir, tentu
pekerjaan itu akan memakan waktu yang sangat lama, bisa berbulan-bulan lamanya.
Inilah manfaat jejaring relawan, dari berbagai daerah ikut turun tangan.
Falsafah hidup gotong royong masyarakat kita masih
kental. Bencana ini bukan hanya kesedihan untuk yang terkena bencana saja
tetapi untuk kita semua. Berbagai relawan dari banyak organisasi dan daerah
turun tangan memberikan kontribusi.
Para relawan bermunculan. Mereka memberikan kontribusi
sebisanya. Ada yang turun langsung ke lokasi bencana untuk ikut membersihkan
sisa-sisa banjir, mengungsikan warga ke tempat yang lebih aman, dan
mendistribusikan bantuan makanan.
Banyak pula relawan yang mengadakan penggalangan dana di
perempatan jalan, pasar, alun-alun, dan tempat umum lainnya.
Berbagai lembaga dan komunitas membuka posko bantuan. Ada
komunitas ojek daring, sekolah-sekolah, komunitas hobi, majelis taklim, kantor
pemerintahan, dan lainnya. Mereka menerima donasi berupa uang, bahan makanan,
air mineral, pakaian layak pakai, obat-obatan, peralatan sekolah, dan lainnya.
Semua bergerak untuk sebuah misi mulia meringankan musibah yang diderita
saudara-saudara lainnya.
Menjadi relawan bukan hanya saat bencana saja. Menjaga
lingkungan dari kerusakan, menolong korban kecelakaan, mendonorkan darah, dan aksi baik lainnya.
Allah berfirman: “Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32).
Bayangkan. ‘Hanya’ menyelamatkan satu nyawa manusia,
seakan-akan telah menyelamatkan seluruh makhluk di dunia ini. Repot, kan, jika
menyelamatkan banyak manusia, apalagi seluruh manusia? Tapi dengan ‘hanya’
menyelamatkan satu nyawa kita bisa mendapatkan pahala yang amat sangat besar.
Sebuah tabungan pahala yang sangat kita butuhkan.
Begitu pun dengan menyelamatkan hidup seekor hewan. Tentu
kita pernah dengan cerita tentang seorang wanita pezina yang mendapatkan
ampunan karena menyelamatkan seekor anjing.
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang wanita pezina telah mendapatkan ampunan. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya dipinggir sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan, (melihat ini) si wanita pelacur itu melepas sepatunya lalu mengikatnya dengan penutup kepalanya lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya itu dia mendapatkan ampunan dari Allâh Azza wa Jalla.” (Hadist riwayat Imam Bukhari)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim)
Bangsa
kita terdiri dari berbagai suku, agama, kepercayaan dan lainnya. Namun hal ini
jangan menjadi penghalang menolong sesama. Bhineka Tunggal Ika. Kita merupakan
satu bangsa Indonesia.
Tugas kerelawanan merupakan tugas mulia. Relawan
memegang prinsip universalitas dalam kemanusiaan. Menolong sesama tanpa melihat
perbedaan yang ada. "Dia yang bukan saudara seiman, adalah saudara dalam
kemanusiaan." Demikian nasehat dari Ali bin Abi
Thalib.
Ayo kita segera bantu yang membutuhkan. Jangan
kebanyakan mikir, apalagi menjadi kikir. Berikan apa yang kita bisa berikan
pada mereka agar bisa kembali bahagia.
Mengapa kita
harus repot-repot membantu? Begini. Bencana bisa menimpa siapa saja. Bencana
bisa terjadi di mana saja. Coba bayangkan jika bencana itu terjadi pada kita
atau keluarga kita. Kita kehilangan rumah atau anggota keluarga. Sedih dan
kehilangan, bukan? Pada saat itulah kita merasa bantuan yang diberikan, sekecil
apapun, sangatlah berarti.
Meskipun tidak
bisa mengganti kehilangan itu, bantuan yang diberikan sebagai pertanda bahwa
kita tidak sendirian menghadapi bencana itu. Ada orang lain yang juga peduli.
Turut merasakan kesedihan yang dialami. Penting adanya upaya bersama-sama untuk
menghadapi stres, ketakutan, atau trauma akibat bencana.
Tak
perlu malu, sungkan, atau gengsi jadi relawan. Menolong orang itu perbuatan
mulia yang bisa memunculkan rasa bahagia. Menurut KBBI, relawan atau
sukarelawan adalah orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena
diwajibkan atau dipaksakan). Jadi, siapapun bisa menjadi relawan.
Idealnya, untuk menjadi relawan harus memiliki karakter-karakter tertentu. Laman
www.sekolahrelawan.com menuliskan 9
kriteria yang wajib dimiliki seorang relawan yaitu visioner, loyalitas, karakter, kapabilitas, kapasitas, kreativitas, kredibilitas, komitmen,
dan kompatibilitas.
Berbagai
karakter itu untuk menunjang keberlangsungan lembaga yang kuat dalam mengembang
peranannya. Sebab lembaga itu bukanlah lembaga yang hanya berumur pendek tetapi
untuk kerja-kerja dalam jangka waktu lama dengan pekerjaan yang tidak ringan
pula.
Maka, jadilah relawan dengan melakukan apapun yang kita
bisa. Bantu dengan tenaga, waktu, materi, dan kemampuan yang kita bisa.
Sekelompok ibu-ibu yang tidak mau berdiam diri dengan banjir Lebak-Banten,
membuka posko yang menyediakan minuman dan makanan. Ada 2 sajian di posko itu
yaitu Posko Hangat dan Posko Segar. Posko Hangat menyediakan kopi, teh, susu,
dan lainnya. Sedangkan Posko Segar menyediakan buah-buahan seperti pisang,
semangka, jeruk, dan lainnya. Salut buat teman-teman saya, yang berasal dari
sekolah tempat saya mengajar. Mereka tak mau berpangku tangan. Ambil bagian
yang bahkan mungkin tidak terpikirkan oleh orang; menyediakan makanan dan
minuman untuk relawan dan penyintas banjir.
Tak dinyana, mereka kebagian rezeki nomplok. Posko mereka didatangi orang
nomor satu di kabupaten Lebak yaitu Ibu
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya. Rezeki tak selalu materi.
Banyak pihak yang cepat bergerak saat
terjadi bencana, termasuk beberapa partai politik yang ikut terjun. Tidak
dimungkiri ada banyak orang yang mengkritik relawan-relawan dengan berbaju
partai.
“Mau nyumbang kok
bawa-bawa partai. Ikhlas ya ikhlas saja, nggak usah bawa-bawa politik segala”
Untuk menjawab nyinyiran ini
kiranya pengalaman saya bisa untuk menjawabnya. Kabupaten Lebak termasuk daerah
yang paling terdampak banjir awal tahun 2020. Sebanyak 13.854 orang terdampak,
6.287 mengungsi, 10 orang meninggal, 4 orang hilang. Sejumlah 31 jembatan, 19
sekolah, dan 2 masjid rusak. Sebanyak 1.310 rumah rusak berat, 179 sedang, dan
520 rusak ringan.
Korban bencana Lebak, Banten
mengatakan, saat ini warga sangat membutuhkan bantuan. "Tidak peduli siapa
yang memberikan. Saat ini kondisinya darurat. Dampak musibah itu membuat warga
menderita banyak kehilangan. Bantuan apapun sangat berarti." Pintanya,
bantuan segera berdatangan. Sebab mereka tidak bisa kemana-mana. Terisolir.
Rumah mereka hilang.
Mereka yang rumahnya selamat dari terjangan banjir
bandang, tak punya waktu untuk mencari makanan keluar daerahnya. Mereka harus
menyelamatkan barang-barang yang tersisa, membersihkan rumah mereka dari lumpur
dan air, atau mencari anggota keluarga yang belum ketemu.Kondisi ini masih
terjadi hingga 10 hari pascabencana.
Lalu, 44 hari setelah bencana, penulis
mengunjungi salah satu titik yang terkena bencana banjir, tepatnya di desa
Susukan, Kabupaten Lebak, Banten, kondisinya juga masih memprihatinkan.
Rumah-rumah warga masih banyak yang tidak bisa ditinggali, penuh lumpur dan
rusak di sana-sini. Mereka kemana? Ada yang mengungsi ke rumah saudaranya, ada
juga yang terpaksa tinggal di tenda darurat atau hunian sementara (huntara).
Dengan berbagai kondisi yang dialami
akibat bencana, tak pernah terpikir untuk pilih-pilih dari siapa bantuan
itu. Kebutuhan mereka terhadap berbagai
kehilangan mereka tidak sempat membuat mereka memilah dan memilih siapa atau
dari mana bantuan itu. Yang mereka pikirkan bagaimana bisa bangkit dari musibah
itu. Bangun dari keterpurukan. Syukur-syukur bisa kembali seperti sebelum
terjadi bencana.
Karena itu, sangat naif jika ada yang
mengatakan bahwa ada yang mengambil kesempatan momen bencana untuk agenda
politiknya. Kalaupun toh iya, kiranya sikap kita seperti mereka yang terkena
bencana tadi: biarlah dari mana saja bantuan itu. Yang penting ada
bantuan.
Masyarakat kita juga sudah dewasa
dalam urusan politik. Mereka pasti tahu mana pihak yang perlu dipilihnya dalam
setiap helatan pesta demokrasi.
Karena itu, kepada yang suka nyinyir,
lebih baik alihkan energi mereka untuk mengajak berdonasi. Itu lebih baik. Dan
biasanya, yang suka nyinyir itu malah tidak menyumbang. Tidak semua, sih.
Tapi banyak yang begitu.
Selain itu, ada maksud legalitas.
Dengan membawa nama lembaga, legalitasnya jelas. Sehingga akan jelas pula
aliran dana masuk dan keluarnya. Sebab, dana itu akan dipertanggungjawabkan
pula. Pada lembaga kemanusiaan profesional bahkan ada auditnya. Nah, inilah
fungsi adanya kelembagaan atau organisasi tadi.
Kesadaran menjadi relawan semakin
mengemuka. Lembaga statistik Gallup melaporkan bahwa jumlah relawan terbanyak
di Indonesia. sebagaimana dikutip dari laman www.goodnewsfromindonesia.id, dari 150.000
responden di 146 negara, jumlah relawan terbanyak ada di Indonesia (53 %),
disusul Amerika Serikat (39 %) dan Cina (7 %).
Indonesia
juga menempati
peringkat pertama sebagai negara paling murah hati di
dunia berdasarkan indeks Charities Aid Foundation (CAF)
2018.
Bencana, menurut Undang-undang Nomor
24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Definisi tersebut di atas mengatakan
bahwa bencana dapat berupa bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
Jika demikian, tentu negara kita selalu diintai oleh bencana. Bahkan, dalam
sejarah peradaban manusia, bencana selalu menjadi bagian dari perjalanan
panjang kehidupan.
Indonesia rawan bencana alam . Masih
banyak bencana alam yang mengintai negara kita. Letak geografis Indonesia
berada pada kawasan ring of fire menyebabkan Indonesia sering dilanda gempa dan
gunung api. Indonesia yang dikelilingi lautan menyimpan ancaman banjir atau
tsunami. Ringkasnya, Indonesia akrab dengan bencana.
Karena itu,
keberadaan relawan sangat penting. Mereka menjadi bagian solusi bagi
permasalahan bencana yang melanda bangsa kita. Tentu diperlukan urun rembug
dari berbagai pihak baik itu masyarakat, lembaga swasta, dan pemerintah. Semua elemen
bangsa saling sinergi.
Sinergisitas
ini
terlihat nyata saat bencana. Penulis membuktikannya saat jadi relawan,
sebagai
relawan dari sekolah, tempat penulis beraktivitas. Saat menjadi relawan
dengan membersihkan
lumpur, pasir, dan bawaan banjir lainnya di rumah-rumah, sekolah, dan
masjid di
Kampung Soman, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten betapa setiap
orang
dan lembaga saling bersinergi. Pemerintah daerah (pemda),
lembaga-lembaga
kemasyarakatan, perusahaan, lembaga-lembaga kemanusia, TNI dan lainnya
saling bersinergi
memberikan bantuan. Mereka yang tadinya tidak kenal, langsung akrab
karena
punya misi yang sama. Saat bertemu di lokasi, mereka ramah dan
bersahabat. Bahkan
terlihat saat di jalan-jalan menuju lokasi bencana. Mereka saling
memberikan
jalan dan mendahulukan kendaraan yang membawa bantuan menuju lokasi
bencana. Sebuah pemandangan yang mungkin tidak dijumpai pada
kondisi-kondisi normal.
Kalau sudah jatuh hati dengan tugas-tugas kerelawanan, berbagai pengorbanan akan dilakukan. Jauh dari keluarga, dalam kondisi keterbatasan, sulitnya akses informasi, atau kepayahan-kepayahan lainnya merupakan tantangan sekaligus pengalaman berharga. Pengorbanan itu sangat berarti.
Menjadi relawan berarti
kesempatan untuk menumbuhkan dan mengasah empati. Banyak cara untuk melakukan aksi baik. Tidak ada hal yang remeh untuk urusan kemanusian. Apapun yang kita berikan, pasti berharga.
***
Foto-foto di atas merupakan dokumentasi pribadi penulis. Olah grafis dilakukan sendiri, dengan gambar dari www.freepik.com
#sekolahrelawan
#relawan
#kerelawanan
#volunteer
#kemanusiaan
#lombablog
#lombablog2020
Bahan tulisan:
https://izi.or.id/menolong-satu-nyawa-seperti-menyelamatkan-seluruh-umat-manusia/
https://www.sekolahrelawan.com/10-tantangan-bagi-relawan-di-lokasi-bencana
Aku kok bingung baca tabelnya, Indonesia 46% tetapi negara paling murah hati?
ReplyDeleteTurut prihatin dengan para korban banjir di Lebak. Bener banget engga perlu nyinyir. Mau dari partai atau bukan, biarkan mereka menolong...
Kan ada 3 kategori, Mbak. hehe... iya mbak. sing penting nyumbang, daripada nyinyir wae
DeleteBencana ada dimana-mana, para korban pun berjatuhan.
ReplyDeleteBaik kebakaran, banjir, gempa,dll. sedih terkadang melihat di televisi.
Dan baca artikel ini bagian " seorang wanita pezina mendapat ampunan karena menolong seekor anjing"
sepertinya itu pas banget dijadikan contoh buat semua orang, bukan dilihat apa pekerjaan nya tetapi dilihat ketulusan seseorang untuk membantu menolong.
bener mbak, sisi kemanusiaan yang dimunculkan. siapa saja bisa menjadi penolong
DeleteSepakat, setiap kita bisa menjadi relawan, bahkan walau hanya dengan menadahkan tangan dan memanjatkan doa bagi korban bencana
ReplyDeletebener mbak, apapun bisa kita lakukan untuk membantu meringankan beban korban
DeleteOh ya Mba, soal politik bencana.. aku kurang setuju sama yang ngomong
ReplyDelete"Ngapain sih nolong pake baju partai atau organisasi"
Saya rasa itu hanya identitas Mba.
Dan kalo saya perhatikan yang konsisten menolong tanpa pamrih, saat dekat pilkada atau baru selesai sekalipun, cuma itu -itu aja kok mba .
Gak mau sebut merek ah.. mereka juga gak ria kok.. 🥰
bener mbak, itu bagian dari identitas. supaya jelas dari siapanya bantuan itu ngasih, kan bisa aja sembarangan orang ngasih, tapi namanya zaman now ada aja yang tidak jujur. maksud saya, dengan adanya identitas, bisa mengurangi tipu-tipu
DeleteSaya selalu salut sama orang-orang yang terjun langsung menjadi relawan ketika terjadi bencana. Karena itu tidak hanya butuh fisik, tapi juga materi dan waktu. Apalah saya yang hanya visa mendoakan dari jauh. Semoga para relawan-relawan selalu dalam lindunganNya.
ReplyDeletebenar. mereka rela berhari-hari bahkan berpekan-pekan jauh dari rumah dan keluarga. hebat mereka.
DeletePokoknya kalau ada yang nyinyirin mereka, InsyaaAllah jadi pahala tambahan, hehe. Karena anusiam yang paling baik adalah yang paling bermanfaat untuk sesama
Deletebenar sekali setiao kita adalah relawan karena setiap kita adalah saudara dalam kemanusiaa semoga tulisannya membuat banyak yg terpanggil untuk mempunyai jiwa relawan ya..
ReplyDeletesepakat pak. siapapun bisa jadi relawan dengan kiprahnya
DeleteMau ada bencana banjir atau apapun pasti setiap kita adalah relawan, berkontribusi untuk kemanusiaan tidak melihat status apapun itu. Pasti langsung terjun ke lokasi yang terkena bencana, termasuk dengan mendoakanpun adalah relawan. Jangan suatu bencana disalahkan pejabatnya ya kak.
ReplyDelete"jangan syatu bencana disalahkan pejabatnya, "oh iya. hehe...sepakat
DeleteSepakat Pak Guru, setiap kita adalah relawan bagi lingkungan kita. Di zaman yang orang2nya semakin individualis ini, statement2 seperti ini harus digalakkan. Masa' ada warga yang woles aja santuy sementara tetangganya ada anak yatim yang kelaparan, huhuu
ReplyDeletetentu orang2 terdekat yang kita perhatikan dulu. juga jangan melupakan mereka yang jauh dari kita. sepakat, Bu
DeleteSaya relawan di berbagai komunitas. Jangan pernah berharap untuk mendapat bayaran dari sebagai relawan. Yang terpenting mendapatkan pahala dari Allah SWT
ReplyDeletenah, itu keren pak. kalau ridho Allah, itu adalah energi para relawan.
DeleteMenjadi relawan itu selain mekolong orang lain juga bisa nambah relasi dan pengalaman untuk diri sendiri. Salute untuk para relawan !
ReplyDeletebenar, banyak manfaatnya jadi relawan
DeleteSaya setuju kak. Semua org bisa jadi relawan. Syaratnya cuman punya keikhlasan dan punya hati aja.. Ya kannn
ReplyDeletebenar Mbak. kalau tidak ikhlas malah buang2 waktu dan tenaga saja
DeleteSuka banget sama tulisannya setiap kita adalah relawan.
ReplyDeleteterima kasih banyak,...
DeleteSetuju..ga perlu kelamaan mikir apalagi nanti jadi kikir.. trus nolong mah nolong aja.. ga usah bawa2 bendera tertentu... banyak yg bakalan kena sentil nich
ReplyDeleteAih, hehe...
DeleteHidup relawan Indonesia!!
ReplyDeleteSemoga terus berkibar dan memberikan banyak kemanfaatan bagi masyarakat
Ya mbak. Semoga para relawan diberikan kekuatan dan kesabaran dalam berkontribusi
DeleteTiap kita adalah relawan. Aku merasa siapa saja bisa membantu sesama. Bukan tentnag hitung-hitungan, berbuat baik menurutku adalah suatu kewajiban. Tidak peduli apakah kebaikan kita akan dibalas atau tidak, menciptakan rasa kebahagiaan bagi sesama mengeluarkan rasa bahagia juga bagi kita
ReplyDeletesiap tahu, saat ini kita menolong, suatu saat kita yang ditolong
DeleteBaca artikel ini jadi kangen masa-masa kuliah jadi relawan juga. Berkinjung ke lokasi banjir pakai mobil pick up rame-rame, disambung naik perahu, pergi pagi pulang malam. Capek tapi terbayarkan dengan senyum warga di sana yang menyambut kami. Ah, semoga nanti ada kesempatan lagi mengikuti kegiatan kerelawanan seperti itu.
ReplyDeletewah, seru kali ya mbak. semoga diberikan kesempatan menjadi relawan lagi. aamiin
DeleteTurut beruduka untuk musibah yang menimpa sauadara² kita. Relawan penolong kemnausiaan tanpa pamrih, tanpa mengenal darah. Bravo relawan
ReplyDeleteya mbak. semoga keberadaan relawan bisa terus ada. sebab negeri ini sangat membutuhkan
DeleteSelalu terkesan dengan relawan karena mereka membawa sifat Tuhan dalam sisi Manusia sejati..Salam Hormat untuk Relawan ya kak
ReplyDeleteiya mbak. semoga relawan diberikan kekuatan. aamiin
DeleteDengan menolong sesama sebenarnya tidaklah membebani kita. terlebih menolong orang sedang terkena musibah.
ReplyDeleteMulailah menolong orang2 yang terdekat dengan kita yang sedang membutuhkan. InsyaAllah dengan kita memberikan pertolongan, maka Allah akan mencatatnya sebagai amal baik
Semoga semakin banyak yang tergerak hatinya tuk menolong sesama, dengan menjadi relawan berarti kita dapat meringankan beban yang sedang tertimpa musibah.
ReplyDeleteMenjadi relawan patut dicontoh tuk semua orang, karena sedikit sekali yang ingin menolong tanpa pamrih
Sebenarnya bawaan lahir, manusia itu suka menolong ya, tapi dalam perkembangan mungkin rasa empati itu ada yang teasah, ada pula yang tergerus. Jadinya ya ada yang ikhlas menolong, ada pula yang malah suka nyinyir
ReplyDeleteRelawan masih memang sangat diperlukan berkontribusi untuk kemanusiaan dimanapun kapanpun diperlukan harus siap.
ReplyDeleteKeren euy ternyata ada indikatornya kemurahan hati itu, dan bangganya ternyata negara ini masuk sebagai juaranya murah hati.
ReplyDeleteKebetulan, saya dan keluarga saya baru bisa menjadi relawan di daerah saya sendiri. Itupun hanya terbatas saat kampung kami memerlukan. Sungguh mulia bagi saudara-saudara yang menjadi relawan lintas daerah bahkan negara :)
ReplyDeleteKeren pak..
Deletedi daerah saya sering ini melakukan aktifitas kegiatan relawan untuk selalu menolong orang yang tidak mampu.. saya aja kadang ikut dan kadang juga tergantung sibu katau gak ehe senang banget pokoknya karena yang pasti dapat pahala
ReplyDeleteYa . Relawan banyak kontribusi untuk bangsa
Deletehanya org berhati mulia yang mau jadi relawan,. saya pun bljar byk dari mereka, pernah jadi relawan dan rasanya di hati itu bahagianya masyaalloh
ReplyDeletemasya Allah, keren mbak
Delete