Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Setiap Kita Adalah Relawan. Berkontribusi Untuk Kemanusiaan



Banjir awal tahun 2020 menyisakan banyak kejadian memilukan. Viral sebuah video seorang ibu di Kemang Pratama, Bekasi, Jawa Barat terjebak banjir. Saat itu mereka berada di lantai dua. Sambil menahan tangis, sang ibu berupaya meminta bantuan evakuasi. Tentu terjadi kemelut dalam hatinya. Mengingat keselamatan empat buah hatinya itu. Sementara, air semakin naik, tak mau surut. Alhamdulillah, akhirnya sekeluarga itu diselamatkan oleh komunitas ojek daring.

Di tempat lain, pada banjir itu juga, terdapat seekor anjing yang hampir tenggelam. Namun dia tidak bisa menyelamatkan diri. Lehernya terpasang rantai. Tidak bisa dia berharap dari tuannya. Rumah itu kosong, ditinggal sang pemiliknya. Saat air semakin naik, dia berusaha berenang ke atas, sebisa mungkin tidak tenggelam. Sampai rantai tersisa sedikit saja. Kejadian ini direkam seorang warganet yang lantas mengunggahnya. Petugas pemadam kebakaran akhirnya datang. Butuh beberapa menit sampai akhirnya anjing terselamatkan. 

* * *

Banjir, seperti bencana lainnya selalu mendatangkan kerugian. Tak hanya materi, tapi juga nyawa. Banyak korban jiwa karena terseret air atau tertimbun lumpur. Banyak pula yang hilang. Rumah, sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas umum hancur atau rusak.

Butuh waktu yang lama untuk bisa kembali ke sediakala. Seperti banjir di Kabupaten Lebak, Banten yang membutuhkan waktu lama untuk bangkit. Satu pekan pascabanjir, warga belum bisa membangun kembali rumah-rumah yang hancur. Bahkan lumpur dan kotoran yang terbawa banjir belum rampung dibersihkan. Anak-anak sekolah masih libur, ada juga yang sekolah di luar kelas. Sebab ruang kelas mereka hancur atau penuh lumpur.

Jika hanya mengandalkan warga sendiri yang membersihkan puing-puing sisa banjir, tentu pekerjaan itu akan memakan waktu yang sangat lama, bisa berbulan-bulan lamanya. Inilah manfaat jejaring relawan, dari berbagai daerah ikut turun tangan.

Falsafah hidup gotong royong masyarakat kita masih kental. Bencana ini bukan hanya kesedihan untuk yang terkena bencana saja tetapi untuk kita semua. Berbagai relawan dari banyak organisasi dan daerah turun tangan memberikan kontribusi.

Para relawan bermunculan. Mereka memberikan kontribusi sebisanya. Ada yang turun langsung ke lokasi bencana untuk ikut membersihkan sisa-sisa banjir, mengungsikan warga ke tempat yang lebih aman, dan mendistribusikan bantuan makanan.

Banyak pula relawan yang mengadakan penggalangan dana di perempatan jalan, pasar, alun-alun, dan tempat umum lainnya.

Berbagai lembaga dan komunitas membuka posko bantuan. Ada komunitas ojek daring, sekolah-sekolah, komunitas hobi, majelis taklim, kantor pemerintahan, dan lainnya. Mereka menerima donasi berupa uang, bahan makanan, air mineral, pakaian layak pakai, obat-obatan, peralatan sekolah, dan lainnya. Semua bergerak untuk sebuah misi mulia meringankan musibah yang diderita saudara-saudara lainnya.

Menjadi relawan bukan hanya saat bencana saja. Menjaga lingkungan dari kerusakan, menolong korban kecelakaan, mendonorkan darah, dan aksi baik lainnya.



  Allah berfirman: “Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32).

Bayangkan. ‘Hanya’ menyelamatkan satu nyawa manusia, seakan-akan telah menyelamatkan seluruh makhluk di dunia ini. Repot, kan, jika menyelamatkan banyak manusia, apalagi seluruh manusia? Tapi dengan ‘hanya’ menyelamatkan satu nyawa kita bisa mendapatkan pahala yang amat sangat besar. Sebuah tabungan pahala yang sangat kita butuhkan.

Begitu pun dengan menyelamatkan hidup seekor hewan. Tentu kita pernah dengan cerita tentang seorang wanita pezina yang mendapatkan ampunan karena menyelamatkan seekor anjing.


“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang wanita pezina telah mendapatkan ampunan. Dia melewati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya dipinggir sumur. Anjing ini hampir saja mati kehausan, (melihat ini) si wanita pelacur itu melepas sepatunya lalu mengikatnya dengan penutup kepalanya lalu dia mengambilkan air untuk anjing tersebut. Dengan sebab perbuatannya itu dia mendapatkan ampunan dari Allâh Azza wa Jalla.  (Hadist riwayat Imam Bukhari)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim)

Bangsa kita terdiri dari berbagai suku, agama, kepercayaan dan lainnya. Namun hal ini jangan menjadi penghalang menolong sesama. Bhineka Tunggal Ika. Kita merupakan satu bangsa Indonesia.

Tugas kerelawanan merupakan tugas mulia. Relawan memegang prinsip universalitas dalam kemanusiaan. Menolong sesama tanpa melihat perbedaan yang ada. "Dia yang bukan saudara seiman, adalah saudara dalam kemanusiaan." Demikian nasehat dari Ali bin Abi Thalib.


Ayo kita segera bantu yang membutuhkan. Jangan kebanyakan mikir, apalagi menjadi kikir. Berikan apa yang kita bisa berikan pada mereka agar bisa kembali bahagia.


Mengapa kita harus repot-repot membantu? Begini. Bencana bisa menimpa siapa saja. Bencana bisa terjadi di mana saja. Coba bayangkan jika bencana itu terjadi pada kita atau keluarga kita. Kita kehilangan rumah atau anggota keluarga. Sedih dan kehilangan, bukan? Pada saat itulah kita merasa bantuan yang diberikan, sekecil apapun, sangatlah berarti.

Meskipun tidak bisa mengganti kehilangan itu, bantuan yang diberikan sebagai pertanda bahwa kita tidak sendirian menghadapi bencana itu. Ada orang lain yang juga peduli. Turut merasakan kesedihan yang dialami. Penting adanya upaya bersama-sama untuk menghadapi stres, ketakutan, atau trauma akibat bencana.

Tak perlu malu, sungkan, atau gengsi jadi relawan. Menolong orang itu perbuatan mulia yang bisa memunculkan rasa bahagia. Menurut KBBI, relawan atau sukarelawan adalah orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan atau dipaksakan). Jadi, siapapun bisa menjadi relawan.

Idealnya, untuk menjadi relawan harus memiliki karakter-karakter tertentu. Laman www.sekolahrelawan.com menuliskan 9 kriteria yang wajib dimiliki seorang relawan yaitu visioner, loyalitas, karakter, kapabilitas, kapasitas, kreativitas, kredibilitas, komitmen, dan kompatibilitas.

Berbagai karakter itu untuk menunjang keberlangsungan lembaga yang kuat dalam mengembang peranannya. Sebab lembaga itu bukanlah lembaga yang hanya berumur pendek tetapi untuk kerja-kerja dalam jangka waktu lama dengan pekerjaan yang tidak ringan pula.




Maka, jadilah relawan dengan melakukan apapun yang kita bisa. Bantu dengan tenaga, waktu, materi, dan kemampuan yang kita bisa. 

Sekelompok ibu-ibu yang tidak mau berdiam diri dengan banjir Lebak-Banten, membuka posko yang menyediakan minuman dan makanan. Ada 2 sajian di posko itu yaitu Posko Hangat dan Posko Segar. Posko Hangat menyediakan kopi, teh, susu, dan lainnya. Sedangkan Posko Segar menyediakan buah-buahan seperti pisang, semangka, jeruk, dan lainnya. Salut buat teman-teman saya, yang berasal dari sekolah tempat saya mengajar. Mereka tak mau berpangku tangan. Ambil bagian yang bahkan mungkin tidak terpikirkan oleh orang; menyediakan makanan dan minuman untuk relawan dan penyintas banjir. 

Tak dinyana, mereka kebagian rezeki nomplok. Posko mereka didatangi orang nomor satu di kabupaten Lebak  yaitu Ibu Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya. Rezeki tak selalu materi.


Banyak pihak yang cepat bergerak saat terjadi bencana, termasuk beberapa partai politik yang ikut terjun. Tidak dimungkiri ada banyak orang yang mengkritik relawan-relawan dengan berbaju partai. 

“Mau nyumbang kok bawa-bawa partai. Ikhlas ya ikhlas saja, nggak usah bawa-bawa politik segala”

Untuk menjawab nyinyiran ini kiranya pengalaman saya bisa untuk menjawabnya. Kabupaten Lebak termasuk daerah yang paling terdampak banjir awal tahun 2020. Sebanyak 13.854 orang terdampak, 6.287 mengungsi, 10 orang meninggal, 4 orang hilang. Sejumlah 31 jembatan, 19 sekolah, dan 2 masjid rusak. Sebanyak 1.310 rumah rusak berat, 179 sedang, dan 520 rusak ringan. 

Korban bencana Lebak, Banten mengatakan, saat ini warga sangat membutuhkan bantuan. "Tidak peduli siapa yang memberikan. Saat ini kondisinya darurat. Dampak musibah itu membuat warga menderita banyak kehilangan. Bantuan apapun sangat berarti." Pintanya, bantuan segera berdatangan. Sebab mereka tidak bisa kemana-mana. Terisolir. Rumah mereka hilang. 

Mereka yang rumahnya selamat dari terjangan banjir bandang, tak punya waktu untuk mencari makanan keluar daerahnya. Mereka harus menyelamatkan barang-barang yang tersisa, membersihkan rumah mereka dari lumpur dan air, atau mencari anggota keluarga yang belum ketemu.Kondisi ini masih terjadi hingga 10 hari pascabencana.



Lalu, 44 hari setelah bencana, penulis mengunjungi salah satu titik yang terkena bencana banjir, tepatnya di desa Susukan, Kabupaten Lebak, Banten, kondisinya juga masih memprihatinkan. Rumah-rumah warga masih banyak yang tidak bisa ditinggali, penuh lumpur dan rusak di sana-sini. Mereka kemana? Ada yang mengungsi ke rumah saudaranya, ada juga yang terpaksa tinggal di tenda darurat atau hunian sementara (huntara).

Dengan berbagai kondisi yang dialami akibat bencana, tak pernah terpikir untuk pilih-pilih dari siapa bantuan itu. Kebutuhan mereka terhadap berbagai kehilangan mereka tidak sempat membuat mereka memilah dan memilih siapa atau dari mana bantuan itu. Yang mereka pikirkan bagaimana bisa bangkit dari musibah itu. Bangun dari keterpurukan. Syukur-syukur bisa kembali seperti sebelum terjadi bencana.

Karena itu, sangat naif jika ada yang mengatakan bahwa ada yang mengambil kesempatan momen bencana untuk agenda politiknya. Kalaupun toh iya, kiranya sikap kita seperti mereka yang terkena bencana tadi: biarlah dari mana saja bantuan itu. Yang penting ada bantuan. 

Masyarakat kita juga sudah dewasa dalam urusan politik. Mereka pasti tahu mana pihak yang perlu dipilihnya dalam setiap helatan pesta demokrasi.

Karena itu, kepada yang suka nyinyir, lebih baik alihkan energi mereka untuk mengajak berdonasi. Itu lebih baik. Dan biasanya, yang suka nyinyir itu malah tidak menyumbang. Tidak semua, sih. Tapi banyak yang begitu.

Selain itu, ada maksud legalitas. Dengan membawa nama lembaga, legalitasnya jelas. Sehingga akan jelas pula aliran dana masuk dan keluarnya. Sebab, dana itu akan dipertanggungjawabkan pula. Pada lembaga kemanusiaan profesional bahkan ada auditnya. Nah, inilah fungsi adanya kelembagaan atau organisasi tadi. 



Kesadaran menjadi relawan semakin mengemuka. Lembaga statistik Gallup melaporkan bahwa jumlah relawan terbanyak di Indonesia. sebagaimana dikutip dari laman www.goodnewsfromindonesia.id, dari 150.000 responden di 146 negara, jumlah relawan terbanyak ada di Indonesia (53 %), disusul Amerika Serikat (39 %) dan Cina (7 %). 

Indonesia juga menempati peringkat pertama sebagai negara paling murah hati di dunia berdasarkan indeks Charities Aid Foundation (CAF) 2018.



Bencana, menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Definisi tersebut di atas mengatakan bahwa bencana dapat berupa bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Jika demikian, tentu negara kita selalu diintai oleh bencana. Bahkan, dalam sejarah peradaban manusia, bencana selalu menjadi bagian dari perjalanan panjang kehidupan.

Indonesia rawan bencana alam . Masih banyak bencana alam yang mengintai negara kita. Letak geografis Indonesia berada pada kawasan ring of fire menyebabkan Indonesia sering dilanda gempa dan gunung api. Indonesia yang dikelilingi lautan menyimpan ancaman banjir atau tsunami. Ringkasnya, Indonesia akrab dengan bencana.

Karena itu, keberadaan relawan sangat penting. Mereka menjadi bagian solusi bagi permasalahan bencana yang melanda bangsa kita. Tentu diperlukan urun rembug dari berbagai pihak baik itu masyarakat, lembaga swasta, dan pemerintah. Semua elemen bangsa saling sinergi.

Sinergisitas ini terlihat nyata saat bencana. Penulis membuktikannya saat jadi relawan, sebagai relawan dari sekolah, tempat penulis beraktivitas. Saat menjadi relawan dengan membersihkan lumpur, pasir, dan bawaan banjir lainnya di rumah-rumah, sekolah, dan masjid di Kampung Soman, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten betapa setiap orang dan lembaga saling bersinergi. Pemerintah daerah (pemda), lembaga-lembaga kemasyarakatan, perusahaan, lembaga-lembaga kemanusia, TNI dan lainnya saling bersinergi memberikan bantuan. Mereka yang tadinya tidak kenal, langsung akrab karena punya misi yang sama. Saat bertemu di lokasi, mereka ramah dan bersahabat. Bahkan terlihat saat di jalan-jalan menuju lokasi bencana. Mereka saling memberikan jalan dan mendahulukan kendaraan yang membawa bantuan menuju lokasi bencana. Sebuah pemandangan yang mungkin tidak dijumpai pada kondisi-kondisi normal.

Kalau sudah jatuh hati dengan tugas-tugas kerelawanan, berbagai pengorbanan akan dilakukan. Jauh dari keluarga, dalam kondisi keterbatasan, sulitnya akses informasi, atau kepayahan-kepayahan lainnya merupakan tantangan sekaligus pengalaman berharga. Pengorbanan itu sangat berarti.

Lalu, bagaimana jika kita benar-benar tidak punya waktu untuk menjadi relawan? Ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Tenang. Kita tetap bisa berkontribusi menjadi relawan, kok. Caranya? Bisa memanfaatkan jejaring silaturahmi yang kita punya, memanfaatkannya untuk menggerakkan dan mengumpulkan bantuan. Bisa dengan memanfaatkan komunitas hobi, organisasi profesi, organisasi kedaerahan, dan lainnya. Pun, kita bisa mengadakan berbagai kegiatan seperti pertunjukan, bazar, lelang, konser kemanusiaan, dan lainnya. Ada banyak jalan menuju ke Roma.


Menjadi relawan berarti kesempatan untuk menumbuhkan dan mengasah empati. Banyak cara untuk melakukan aksi baik. Tidak ada hal yang remeh untuk urusan kemanusian. Apapun yang kita berikan, pasti berharga.


*** 
 Foto-foto di atas merupakan dokumentasi pribadi penulis. Olah grafis dilakukan sendiri, dengan gambar dari www.freepik.com

#sekolahrelawan
#relawan
#kerelawanan
#volunteer
#kemanusiaan
#lombablog
#lombablog2020




Bahan tulisan:



https://izi.or.id/menolong-satu-nyawa-seperti-menyelamatkan-seluruh-umat-manusia/


https://www.sekolahrelawan.com/10-tantangan-bagi-relawan-di-lokasi-bencana

53 comments for "Setiap Kita Adalah Relawan. Berkontribusi Untuk Kemanusiaan"

  1. Aku kok bingung baca tabelnya, Indonesia 46% tetapi negara paling murah hati?
    Turut prihatin dengan para korban banjir di Lebak. Bener banget engga perlu nyinyir. Mau dari partai atau bukan, biarkan mereka menolong...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kan ada 3 kategori, Mbak. hehe... iya mbak. sing penting nyumbang, daripada nyinyir wae

      Delete
  2. Bencana ada dimana-mana, para korban pun berjatuhan.
    Baik kebakaran, banjir, gempa,dll. sedih terkadang melihat di televisi.

    Dan baca artikel ini bagian " seorang wanita pezina mendapat ampunan karena menolong seekor anjing"
    sepertinya itu pas banget dijadikan contoh buat semua orang, bukan dilihat apa pekerjaan nya tetapi dilihat ketulusan seseorang untuk membantu menolong.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mbak, sisi kemanusiaan yang dimunculkan. siapa saja bisa menjadi penolong

      Delete
  3. Sepakat, setiap kita bisa menjadi relawan, bahkan walau hanya dengan menadahkan tangan dan memanjatkan doa bagi korban bencana

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mbak, apapun bisa kita lakukan untuk membantu meringankan beban korban

      Delete
  4. Oh ya Mba, soal politik bencana.. aku kurang setuju sama yang ngomong
    "Ngapain sih nolong pake baju partai atau organisasi"

    Saya rasa itu hanya identitas Mba.

    Dan kalo saya perhatikan yang konsisten menolong tanpa pamrih, saat dekat pilkada atau baru selesai sekalipun, cuma itu -itu aja kok mba .
    Gak mau sebut merek ah.. mereka juga gak ria kok.. 🥰

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mbak, itu bagian dari identitas. supaya jelas dari siapanya bantuan itu ngasih, kan bisa aja sembarangan orang ngasih, tapi namanya zaman now ada aja yang tidak jujur. maksud saya, dengan adanya identitas, bisa mengurangi tipu-tipu

      Delete
  5. Saya selalu salut sama orang-orang yang terjun langsung menjadi relawan ketika terjadi bencana. Karena itu tidak hanya butuh fisik, tapi juga materi dan waktu. Apalah saya yang hanya visa mendoakan dari jauh. Semoga para relawan-relawan selalu dalam lindunganNya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar. mereka rela berhari-hari bahkan berpekan-pekan jauh dari rumah dan keluarga. hebat mereka.

      Delete
    2. Pokoknya kalau ada yang nyinyirin mereka, InsyaaAllah jadi pahala tambahan, hehe. Karena anusiam yang paling baik adalah yang paling bermanfaat untuk sesama

      Delete
  6. benar sekali setiao kita adalah relawan karena setiap kita adalah saudara dalam kemanusiaa semoga tulisannya membuat banyak yg terpanggil untuk mempunyai jiwa relawan ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepakat pak. siapapun bisa jadi relawan dengan kiprahnya

      Delete
  7. Mau ada bencana banjir atau apapun pasti setiap kita adalah relawan, berkontribusi untuk kemanusiaan tidak melihat status apapun itu. Pasti langsung terjun ke lokasi yang terkena bencana, termasuk dengan mendoakanpun adalah relawan. Jangan suatu bencana disalahkan pejabatnya ya kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. "jangan syatu bencana disalahkan pejabatnya, "oh iya. hehe...sepakat

      Delete
  8. Sepakat Pak Guru, setiap kita adalah relawan bagi lingkungan kita. Di zaman yang orang2nya semakin individualis ini, statement2 seperti ini harus digalakkan. Masa' ada warga yang woles aja santuy sementara tetangganya ada anak yatim yang kelaparan, huhuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. tentu orang2 terdekat yang kita perhatikan dulu. juga jangan melupakan mereka yang jauh dari kita. sepakat, Bu

      Delete
  9. Saya relawan di berbagai komunitas. Jangan pernah berharap untuk mendapat bayaran dari sebagai relawan. Yang terpenting mendapatkan pahala dari Allah SWT

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah, itu keren pak. kalau ridho Allah, itu adalah energi para relawan.

      Delete
  10. Menjadi relawan itu selain mekolong orang lain juga bisa nambah relasi dan pengalaman untuk diri sendiri. Salute untuk para relawan !

    ReplyDelete
  11. Saya setuju kak. Semua org bisa jadi relawan. Syaratnya cuman punya keikhlasan dan punya hati aja.. Ya kannn

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar Mbak. kalau tidak ikhlas malah buang2 waktu dan tenaga saja

      Delete
  12. Suka banget sama tulisannya setiap kita adalah relawan.

    ReplyDelete
  13. Setuju..ga perlu kelamaan mikir apalagi nanti jadi kikir.. trus nolong mah nolong aja.. ga usah bawa2 bendera tertentu... banyak yg bakalan kena sentil nich

    ReplyDelete
  14. Hidup relawan Indonesia!!
    Semoga terus berkibar dan memberikan banyak kemanfaatan bagi masyarakat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya mbak. Semoga para relawan diberikan kekuatan dan kesabaran dalam berkontribusi

      Delete
  15. Tiap kita adalah relawan. Aku merasa siapa saja bisa membantu sesama. Bukan tentnag hitung-hitungan, berbuat baik menurutku adalah suatu kewajiban. Tidak peduli apakah kebaikan kita akan dibalas atau tidak, menciptakan rasa kebahagiaan bagi sesama mengeluarkan rasa bahagia juga bagi kita

    ReplyDelete
    Replies
    1. siap tahu, saat ini kita menolong, suatu saat kita yang ditolong

      Delete
  16. Baca artikel ini jadi kangen masa-masa kuliah jadi relawan juga. Berkinjung ke lokasi banjir pakai mobil pick up rame-rame, disambung naik perahu, pergi pagi pulang malam. Capek tapi terbayarkan dengan senyum warga di sana yang menyambut kami. Ah, semoga nanti ada kesempatan lagi mengikuti kegiatan kerelawanan seperti itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, seru kali ya mbak. semoga diberikan kesempatan menjadi relawan lagi. aamiin

      Delete
  17. Turut beruduka untuk musibah yang menimpa sauadara² kita. Relawan penolong kemnausiaan tanpa pamrih, tanpa mengenal darah. Bravo relawan

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya mbak. semoga keberadaan relawan bisa terus ada. sebab negeri ini sangat membutuhkan

      Delete
  18. Selalu terkesan dengan relawan karena mereka membawa sifat Tuhan dalam sisi Manusia sejati..Salam Hormat untuk Relawan ya kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak. semoga relawan diberikan kekuatan. aamiin

      Delete
  19. Dengan menolong sesama sebenarnya tidaklah membebani kita. terlebih menolong orang sedang terkena musibah.

    Mulailah menolong orang2 yang terdekat dengan kita yang sedang membutuhkan. InsyaAllah dengan kita memberikan pertolongan, maka Allah akan mencatatnya sebagai amal baik

    ReplyDelete
  20. Semoga semakin banyak yang tergerak hatinya tuk menolong sesama, dengan menjadi relawan berarti kita dapat meringankan beban yang sedang tertimpa musibah.

    Menjadi relawan patut dicontoh tuk semua orang, karena sedikit sekali yang ingin menolong tanpa pamrih

    ReplyDelete
  21. Sebenarnya bawaan lahir, manusia itu suka menolong ya, tapi dalam perkembangan mungkin rasa empati itu ada yang teasah, ada pula yang tergerus. Jadinya ya ada yang ikhlas menolong, ada pula yang malah suka nyinyir

    ReplyDelete
  22. Relawan masih memang sangat diperlukan berkontribusi untuk kemanusiaan dimanapun kapanpun diperlukan harus siap.

    ReplyDelete
  23. Keren euy ternyata ada indikatornya kemurahan hati itu, dan bangganya ternyata negara ini masuk sebagai juaranya murah hati.

    ReplyDelete
  24. Kebetulan, saya dan keluarga saya baru bisa menjadi relawan di daerah saya sendiri. Itupun hanya terbatas saat kampung kami memerlukan. Sungguh mulia bagi saudara-saudara yang menjadi relawan lintas daerah bahkan negara :)

    ReplyDelete
  25. di daerah saya sering ini melakukan aktifitas kegiatan relawan untuk selalu menolong orang yang tidak mampu.. saya aja kadang ikut dan kadang juga tergantung sibu katau gak ehe senang banget pokoknya karena yang pasti dapat pahala

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya . Relawan banyak kontribusi untuk bangsa

      Delete
  26. hanya org berhati mulia yang mau jadi relawan,. saya pun bljar byk dari mereka, pernah jadi relawan dan rasanya di hati itu bahagianya masyaalloh

    ReplyDelete
  27. banjir memang salah satu bencana alam yang tak terhindarkan.daerah yang dulunya aman-aman saja, kadang juga terkena banjir.. diperlukan kesadaran kita untuk membantu para korban banjir

    ReplyDelete
    Replies
    1. musim semakin tak menentu. sayangnya kesadaran tentang lingkungan makin menipis. akhirnya kembali ke kita

      Delete
  28. Bencana seperti banjir penyebabnya juga karena ulah manusia, semoga semakin banyak orang yang sadar lingkungan dan semakin banyak tergerak hatinya yang jadi relawan

    ReplyDelete
  29. Benar benar harus tanpa pamrih jika ingin menjadi relawan.., karena relawan juga salah satu bentuk kepedulian untuk menolong sesama. Itulah HERO yang sebenarnya.., bahkan relawan itu mampu melewati batas kemampuannya.. apa yang mereka tidak bisa dilakukan kadang bisa mereka lakukan hanya untuk menyelematkan nyawa.

    ReplyDelete
  30. Inget banget banjir awal tahun 2020 kemarin. Yang sempet jadi guyonan orang2 kalo Indonesia ga bakalan kena corona. Sama banjir aja mereka bersahabat banget. Ya Allaah kayak baru kemarin :(

    ReplyDelete