Liburan Ke Rumah Go'a Dik Doank, Santai Menikmati Lewatnya Belasan Kereta Api
Siap berangkat jalan-jalan. Ini di stasiun Rangkasbitung |
Liburan tiba. Harus jalan-jalan dong. Hari ngajak anak-anak liburan juga. Tapi ke mana ya? Pengennya liburan yang dekat, murah, tapi ngasih edukasi juga.
Oh iya. Keingat kemarin ada teman yang main ke sebuah tempat yang keren. Namanya rumah Go'A. Punyanya Dik Doank. Artis terkenal di eranya. Kalau aku dan istri sih kenal. Kalau anak-anak nggak bakal kenal. Paling kenalnya Atta Halilintar, Rafatar, dan lainnya. Hehe...
Tapi aku juga pengen nyari yang weekday. Bukan weekend. Biar nggak rame di jalan atau di tempat sananya. Akhirnya aku dapat kesepakatan sama istri mau ke sana di hari Selasa, 20 Desember 2022. Sebelumya aku juga udah ngasih tau informasi Rumah Go'A ke istri lewat ulasan teman blogger. Namanya Mbak Nurul Sufitri. Blognya penuh berisi jalan-jalan dan makan-makan. Hehe... Travelling blogger, lah.
Persiapan Berangkat dan Rute
Untuk ke sana aku harus siapkan kartu multi trip KRL. Ada tiga kartu tapi hanya dua yang berisi. Padahal kami kan 4 orang. Tapi tenang. Aku ingat tiket naik KRL bisa beli lewat Gojek dengan fitur Go Transit. Eh ragu bisa beli lebih dari satu kali nggak ya?
Terus nanya ke teman. Ternyata bisa beli lebih dari satu tiket. Belinya harus di lokasi stasiun. Dekat tempat tap-nya karena durasi tap sangat singkat. Sekitar 1 menit saja. Untungnya isi Gojek lumayan banyak. Saldo Rp. 50 ribu cukuplah untuk pulang pergi 2 orang. Sebab harga tiket hanya Rp. 7.000 dari stasiun Rangkasbitung.
Hampir saja gagal jalan-jalan. Pagi itu hujan deras. Malah dari pagi sekitar waktu Subuh. Sampai jam 8 masih hujan. Meskipun agak berkurang tapi tetap basah kalau dipaksa jalan.
Kami tetap bersiap. Rencananya begitu hujan reda kami langsung berangkat. Sambil nunggu waktu makan dulu. Anak-anak sudah nggak sabar berangkat.
Sekitar jam 10 hujan baru reda. Tapi ternyata untung berangkat siang sebab kafe di sana buka jam 12. Jadi kalau kepagian bisa belum tentu buka kafenya.
Dari rumah bawa motor. Nanti dititipkan di penitipan motor atau parkir stasiun. Tiket parkir Rp. 6000. Sampai di stasiun saya tap KMT ternyata masih ada saldo Rp. 48.000. berarti masih cukuplah untuk perjalanan ini.
Mas Jundi masuk dulu. Dia minta kartunya buat ngetap sendiri. Masuknya lancar. Adeknya pun begitu. Minta ngetap sendiri. Alhamdulillah lancar juga. Terus istri bersiap untuk masuk. Aku beli tiket lewat gotransit. Aku yang ngetap, istri masuk. Alhamdulillah lancar. Sekarang terakhir aku ngetap. Lancar juga. Ada dua tiket yang terbeli lewat gotransit. Nanti pas keluar dibuka lagi tiketnya. Ditap atau discan kode dari gotransit tadi. Aku pikir ini justru lebih murah daripada ngisi e-money. Gojek kan bisa mengisi Rp. 30 ribu atau Rp. 20 ribu. Kalau e-money kan minimal Rp. 50.000. Ada sisa yang lumayan juga kalau ngendap. Hehe..
Anak-anak ngetap kartu sendiri |
Stasiun Jurang Mangu. Tidak jauh dari sini lho Rumah Go'A |
Lokasi Rumah Go'A
Dari Rangkasbitung menuju stasiun Jurangmangu ditempuh hampir dua jam. Ada sebelas stasiun yang dilewati. Stasiun Jurangmangu itu lumayan jauh. Tiga stasiun lagi sampai stasiun Tanah Abang, lho. Jadi sebaliknya, kalau dari Tanah Abang malah dekat. Tanah Abang terus ke Palmerah, Kebayoran, Pondok Ranji, dan Jurang Mangu.
Untungnya kami berangkat siang. Jadi nggak rame di KRL. Lagian kalau dari Rangkasbitung biasanya kosong. Bakal dapat tempat duduk. Tapi semakin lama biasanya semakin ramai. Bisa nggak dapat tempat duduk. Tapi kalau bawa anak dan istri biasanya dapat saja tempat duduk. Ada yang ngalah ngasih tempat duduk.
Di dalam KRL, untung dapat tempat duduk |
Di jalan kami nggak maen hape. Saya sih sekali-kali ngecek hape. Anak-anak sangat menikmati perjalanan. Udah lama nggak jalan-jalan. Udah lama nggak naik KRL. Tapi anak-anak tidur. Wajar sih soalnya lumayan lama di kereta. Saat tinggal tiga stasiun Firaz bangun. Mas Jundi bangun setelah tinggal satu stasiun.
Setelah beberapa lama kemudian sampailah kami di stasiun Jurang Mangu. Anak-anak ngetap kartu di pintu keluar. Aku buka aplikasi Gojek. Ngetap dengan menggunakan kode. Alhamdulillah lancar. Buat meyakinkan lokasi rumah Go'A, aku bertanya ke petugas stasiun.
"Maaf, Pak. Mau nanya. Kalau lokasi kandang Jurank Dik Doank itu ke mana ya rutenya?"
"Keluar pintu sini, Bapak ambil kanan. Jalan sebentar juga sampai," jawabnya.
"Oh, gitu ya. Makasih banyak, Pak."
Kami pun melanjutkan perjalanan. Jalannya lumayan adem dan teduh karena ada atap sepanjang jalan. Kami sempat mikir itu yang bikin siapa ya. Soalnya pakai baja ringan pasti mahal deh biayanya. Kalau warga yang bikin kan lumayan. Tapi kalau pihak kereta api sepanjang itu dan kelihatannya sudah jauh dari area stasiun, jadi kok mau-maunya pihak stasiun ya.. Hehe
Jalan gang menuju Rumah Go'A. Adem kok jalannya |
Tempat wudunya natural ya... |
Jalannya nggak lama kok. Berdampingan sama rel. Sebetulnya bisa lebih cepat tapi kami jadi lambat karena nonton kereta lewat atau foto-foto di sepanjang jalan itu. Habis, pemandangan enak.
Pas hampir habis itu atap jalan, kami lihat ke sebelah kiri karena ada mirip gang gitu. Lha ternyata..itu kafenya. Itu Rumah Go'A. Mepet jalan, guys!
Sampai di sana sudah lewat Zuhur. Saya sama anak-anak segera wudu. Tempatnya dekat pintu masuk tadi. Desainnya unik. Air mancurnya nempel di kayu yang agak lapuk. Kesannya natural gitu. Musola nggak jauh dari sana. Konsep musolanya terbuka. Di kiri nya kelihatan jurang. Depannya rel kereta. Ada kaligrafi yang dibuat bukan oleh profesional. Seadanya tapi kesannya enak dipandang.
Musolanya berudara seger. Banyak angin. Konsepnya dekat dengan alam |
Menu Dan Pemandangan Di Kafe
Selesai salat kami pesan makanan. Aku pesan kopi tubruk. Istri dan anak-anak pesan teh lemon. Anak-anak pesan mie ayam. Kami pesan ayam penyet.
Sambil menunggu pesanan anak-anak maen sambil melihat-lihat kereta lewat. Tempat makannya berundak. Bertingkat gitu. Ada yang paling atas, kemudian turun sampai bawah. Ada yang dekat sekali dengan sungai. Kedengaran suara air mengalir semakin membuat suasana semakin alam.
Awalnya kami ke bawah karena di atas sudah penuh. Dekat sungai emang suasananya lebih alami. Tapi nggak terlalu kelihatan kereta. Akhirnya kami pindah ke bagian paling atas. Sebetulnya ada juga yang lesehan.
Dapurnya pun estetik |
Beberapa menit kemudian pesanan datang. Rasanya enak. Harganya juga terjangkau. Kelihatan sehat gitu makanannya. Anak-anak makan dengan lahap. Anehnya kami makan dengan lambat. Padahal biasanya makan dengan cepat.
Sambalnya pedas. Tapi pas lah kalau siang-siang biar mata semakin melek. Kami makan dengan perlahan. Sepertinya ini makan paling lama yang pernah aku alami. Mungkin kebawa suasana. Enak sambil menikmati alam. Melihat ke bawah, ke samping kanan kiri yang punya pemandangan bagus.
"Seneng nggak Dek ke sini?" tanyaku ke si bungsu.
"Senenglah," jawabnya.
"Apa yang bikin seneng?"
"Bisa naek kereta. Bisa lihat kereta juga. Seru lewat terus," katanya.
Studio musik dengan pemandangan kafe yang indah |
Bagian dalam Rumah Go'a |
Semangat menyantap makanan. Sebentar-sebentar lalu lalang KRL |
Harga menu di sana standarlah. Nggak terlalu mahal. Banyak menu tersedia. Ada puluhan menu yang bisa dipesan sesuai selera.
Sambil menunggu pesanan aku melihat sang pemilik Rumah Go'A datang. Ya, Dik Doank datang dengan jalan kaki menyusuri gang dengan pakaian khasnya; peci atau kupluk pejuang. Beliau lihat kami. Aku menganggukkan kepala. Sampai di rumah Go'A beliau sempat bercanda dengan anak kecil. Entah cucu entah anaknya. Siang-siang ini sepertinya beliau baru pulang dari acara di mana gitu.
Penampakan musola dari tempat makan |
Tidak lama kemudian beliau ke musola. Aku pikir beliau mau apa gitu. Apa ada acara semacam kultum atau kajian. Beliau bawa mengecek sound system. Terus bawa kursi yang bisa dilipat. Eh ternyata beliau salat. Ya, beliau salat sambil duduk. Selanjutnya aku lihat beliau melakukan gerakan salat sambil duduk itu tadi.
Secara umum Rumah Go'A berkonsep natural. Meskipun tidak bisa dibilang natural sempurna karena banyak bagian bangunan yang pakai bahan modern seperti baja ringan atau besi. Misalnya meja dari kayu sisa/bekas yang tidak rapi ditopang kaki-kaki baja. Musola pun begitu. Di beberapa bagian dari papan tapi penyangganya tiang baja. Rumahnya malah lebih unik karena banyak daun yang menutupi atapnya. Kesannya alami banget.
Bagian dalam Rumah Go'A |
Bagian dalam Rumah Go'A |
Setelah makan kami jalan-jalan ke dalam rumah. Ada seperti ruangan Dik Doank. Ada topi tergeletak di atas mejanya. Ada kursi khusus. Di belakang dan sampingnya banyak karya seperti lukisan atau seni kriya. Ada gambar pemain sepak bola dan foto-foto tokoh. Bergeser ke depan ada perpustakaan meskipun tidak terlalu luas. Kondisi di dalamnya enak untuk berfoto. Di sebelahnya ada kafe bagian seduh kopi. Ada beberapa barista yang kebanyakan anak-anak muda. Lanjut ke depan kita bakal keluar Rumah Go'A. Ternyata di sana sudah rumah warga. Banyak bambu di sana.
Tampak luar Rumah Go'A |
Pulang
Setelah beberapa lama di sana, sekitar dua jam kami pun pulang. Kami berpamitan kepada ibu yang jaga di sana. Mohon disampaikan salam kepada Dik Doank.
"Sebetulnya pengen ketemu, Bu."
"Iya, tapi beliau sedang istirahat. Tadi baru saja pulang."
"Ya, nggak papa Bu. Mungkin lain kali ke sini bisa ketemu lagi."
Kami menuju stasiun Jurangmangu. Tidak lupa menyiapkan KMT dan buka aplikasi Gojek. Seperti biasa anak-anak mau ngetap sendiri.
Aku sempat mampir ke toilet stasiun. Kondisinya bersih. Malah ada ornamen pohon di toiletnya. Kesannya sejuk dan bersih. Banyak tempat umum yang punya fasilitas toilet semakin bersih. Mungkin sekarang ini tempat umum pada berbenah.
Tak lama kemudian kereta datang. Padahal belum sore benar. Tapi sudah kelihatan penuh. Tapi berhubung bawa istri dan anak maka banyak yang ngalah. Aku memang nggak kebagian tempat duduk. Biarlah. Yang penting anak dan istri dapat duduk. Aku nekat duduk di lantai. Habis, pegel kalau berdiri. Alhamdulillah tidak lama kemudian bisa dapat duduk. Banyak yang turun di stasiun Serpong.
Kabarnya memang ke Rumah Go'A lebih enak pakai kereta. Agak susah kalau pakai mobil sebab parkirnya agak jauh dari jalan. Memang Rumah Go'A dikonsep ramah lingkungan. Mobil tidak bisa sampai di Rumah Go'A. Kalau pakai mobil, harus jalan beberapa menit. Ada baiknya sebelum ke sana melakukan reservasi. Bisa kok pesan tempat dulu. Jangan lupa untuk menggunakan Google map supaya lebih yakin lokasinya. Selamat berlibur. Dan Rumah Go'A bisa dijadikan tempat liburan yang asik, kok
Keren Pak. Cerita harian yang snagat bermanfaat
ReplyDeleteTerimakasih banyak Uni. Terimakasih sudah berkunjung dan berkomentar.. .
ReplyDelete