Kehebohan Guru Saat Hujan Turun Di Pagi Hari
Sepagi ini hujan turun deras. Jam menunjukkan pukul 05.30 WIB. Aku ragu mau mandi atau tidak. Biasanya setelah mandi segera berangkat. Tapi kalau hujan, bagaimana aku mau berangkat? Pasti kehujanan. Aku hanya punya motor. Kalau punya mobil pasti hujan bukan sebuah halangan berarti. Ah, tapi bagaimana pun harus disyukuri apa saja yang dimiliki saat ini.
Tak hanya aku yang gamang, guru-guru lain pun sama. Banyak yang bilang ragu atau cemas untuk berangkat sekolah. Banyak pula yang bingung mengantarkan anaknya.
“Semakin membesar tidak punya jas ujan,”
“Hujannya makin deres,”
“gak Sabar jadi pada Macet”
“Tadi mah angkot nyalip dari belakang makin macet aja”
“Semoga th depan/tahun ajaran baru, banyak orang tua yang ikut antar jemput. Sehingga mengurangi arus kendaraan ke sekolah”
“Kemacetan yang tak terbantahkan..dari Kaduagung ke Campus 1001 Flowers Alqudwah butuh waktu 20 menit...di saat hujan turun.”
“Mau cus malah ujan sy jg ni pa, balik kanan lg masuk rumah”
Hampir di semua daerah hujan. Saya memantau di beberapa grup WhatsApp ada teman guru di Bengkulu, Jawa, Banten, dan lainnya hujan.
“Iya bu merata hujan di beberapa daerah sepertinya.”
“Semoga saat PPL hari cerah bapak ibu. Krn repot yg gk punya mobil sperti saya mau bawa alat2 susah kl hujan,”
“Enak Bu pakai motor. Kalau hujan nggak kepanasan. Kalau panas nggak kehujanan. Saya pun begitu.”
Hujan di pagi ini sungguh mengharu-biru. Para guru banyak yang mengalami kendala untuk memulai aktivitasnya. Hujan menjadi aktor utama hari ini. jadwal yang sudah disusun pun sedikit terganggu. Hujannya awet dan tahan lama. Hingga pukul 09.00 WIB masih saja hujan.
Aku yang punya kegiatan penting hari ini tidak bisa menunda-nunda lagi. Untungnya saya ada jas hujan. Seera kupakai jas hujan, hidupkan motor, mengambil sarapan yang disapkan istri, dan ambil sandal. Ya, hari ini aku pakai sandal. Kalau pakai sepatu, pasti akan basah dijalan. Mudah-mudahan bisa dimengerti oleh anak-anak kalau dilihat. Hehe…
#KamisMenulis
"Haru Biru Cerita Guru"
Sabar ya bapak Guru, saya doakan segera punya mobil agar tidak kepanasan dan tidak kehujanan. Perjuangan para Guru memang hebat
ReplyDeleteSiap, Bu Mayor. Saat ini masih menjadi impian. Doakan semoga tidak lama lagi punya roda empat agar mobilitas ke sekolah lancar. Aamiin
DeleteHemm .. enak pake motor
ReplyDeleteHujan ga kepanasan
Panas ga keujanan
Yaa iya lah paak 😁.
Semoga para guru segera bisa punya mobil ya pak . Tapi nanti tambah macet pak he
Nah,itu dia. Dampak lainnya kemacetan bakal bertambah. Kalau ada rezeki mudah-mudahan terbeli mobil. Kalau nggak, ya motor pun harus disyukuri. Aamiin
DeleteTak peduli hujan ataupun panas, tetap semangat Pak Guru💪💪
ReplyDeleteAamiin. Mudah-mudahan kita semua semangat ya Bu.
DeleteAda juga ya guru yang malas mandi saat musim hujan
ReplyDeleteAda ya Pak? Hehe... Tapi demi tugas harus segera mandilah.
DeleteTetap semangat Pak Guru
ReplyDeleteMakasih banyak Pak. Hayu semangat ...
DeleteSemoga segera punya mobil ya Pak... Tp nanti jk punya mobil ada sj pak masalah..hehe..
ReplyDeleteBismijah semangat .💪🏻💪🏻😊
Iya ya. Sudah punya mobil akan muncul masalah baru ya. Kalau dikehendaki Allah, mudah-mudahan punya mobil. Aamiin
ReplyDeleteluar biasa kisah pak Supardilah... semangat slalu pak Guru. I love You
ReplyDeleteSemangat Pak.. kita lebih beruntung dibanding rekan2 kita di pedalaman yg harus menempuh medan terjal dan curam..
ReplyDeleteKeren...berbagi cerita. Enaknya musim hujan di rumah,makan ,tidur dll. Semangat untuk berjuang ...
ReplyDeleteLuar biasa berbagi ceritanya pak, salam sehat
ReplyDeleteSemangat terus Pak. Curah hujan lagi tinggi.
ReplyDelete