Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jatuh dan Berdarah (Jurnal Ayah Hari Ke-7)


 Siang ini di rumah rame. Ada mitra-mitra British Propolis, bisnis keluarga kami, datang ke rumah. Ruangan penuh. Entah karena banyak yang datang entah karena ruangan yang sempit.

Karena ada kegiatan itu, fokus kami tentang ke sana. Sesekali lihat Mas Jundi dan adiknya yang kadang ke ruang sebelah pula. Saat mereka nggak di ruangan, kami juga nggak mencarinya.

Beberapa waktu lamanya mereka tidak ada. Saya pikir mungkin maen sama temannya. Saat saya mengambil minum, terlihat Mas Jundi baru masuk rumah. Ditemani Adit, temannya. Adit bilang mas Jundi jatuh.

"Tadi lari-lari. Jatuh. Tangannya berdarah. Ada bolongnya," kata si Adit.

Saya tidak panik. Karena lihat Mas Jundi tidak menangis juga. Apa iya parah seperti kata Adit. Lha Jundinya biasa saja. Saya tak sabar mengecek. Melihat tangan dan kakinya. Benar saja. Ada darahnya. Di tangannya luka agak dalam. Tapi sudah tidak keluar darah. Hanya darah beku yang tersisa. Begitu juga yang di lutut. Meskipun keluar darah, tidak lagi mengucurkan darah. Sudah aman berarti.

Setelah itu lukanya dikasih minyak VCO. Biasanya VCO memang andalan keluarga kami kalau sakit seperti jatuh, lecet, atau masuk angin. Alhamdulillah banyak stok karena bawa dari rumah di kampung. Kalau di kampung banyak kelapa. Bahan bakunya aman tersedia.

Karena sudah aman, saya pun bisa meneruskan menulis di blog. Saya menulis tentang asuransi.

Post a Comment for "Jatuh dan Berdarah (Jurnal Ayah Hari Ke-7)"