Strategi Untuk Merdeka Ekonomi
Apakah kita sudah merdeka? Kalau dibilang sudah merdeka dari penjajahan Indonesia memang sudah merdeka. Usia kemerdekaan kita 76 tahun pada 17 Agustus 2021 lalu. Ya kita baru saja merayakan kemerdekaan.
Tapi merdeka itu kan bisa banyak makna. Termasuk merdeka dari pertanyaan-pertanyaan klasik seperti kapan nikah? kapan wisuda? kapan punya anak? dan seterusnya. Hehehe...
Ya kan? Rasanya kita belum merdeka kalau masih ada pertanyaan seperti itu. Padahal, kalau pun sudah punya itu semua, kita pun masih di hadapi tantangan lainnya.
Setelah bangsa kita merdeka kehidupan kita memang jauh lebih baik daripada ketika masih dijajah dulu. Indonesia semakin kaya. Rakyatnya pun banyak yang semakin kaya dan kehidupannya sejahtera.
Kita masih belum merdeka kalau kemerdekaan itu diartikan sebagai kemakmuran. Kemakmuran itu beda lho dengan kekayaan. Perbedaannya bisa dilihat di video ini. Terutama di menit 2:15.
Kenapa kemakmuran itu belum terwujud? Bisa jadi karena diri kita masih ada rasa egois. Banyak di antara kita yang memperkaya diri atau golongannya. Makanya tak heran jika ada jurang perbedaan antar kita. Ada orang kaya yang sangat kaya dan ada orang yang miskin yang sangat miskin.
Rasa egois mementingkan diri sendiri masih menjajah diri kita. Yang kaya tak mau mengajak yang miskin. Maka kita belum merdeka secara ekonomi karena masih banyak masyarakat yang miskin. Salah satu contohnya kejadian yang baru saja terjadi di daerah saya.
Ada seorang ayah dengan 3 anak yang mendatangi rumah-rumah dan menanyakan apakah ada seragam bekas yang bisa dipakai untuk anaknya. Anak sulungnya ini sudah SMA tapi saat ini masih menggunakan seragam SMP. Mereka dulu tinggal di terpal seadanya. Bukan rumah.
Akhirnya nasib mereka berubah setelah mereka diliput oleh media. Sangat miris. Di zaman sekarang masih ada orangtua yang tak mampu membelikan seragam untuk anaknya. Setelah diketahui oleh orang banyak datang banyak bantuan. Bahkan diajak belanja oleh perwakilan bupati di daerah ini. Juga dapat bantuan dari TNI.
Kondisi ini harus kita perbaiki sama-sama. kita harus sama-sama merdeka secara ekonomi. Bagaimana caranya?
Pertama, saling bantu. Kalau mau maju kita harus berkolaborasi. Jangan mau maju sendiri. Tapi harus mau maju bersama sama. Misalnya ada sebuah proyek usahakan proyek itu dijalani bersama bukan dimakan sendiri.
Kedua, mulai dari gerakan beli di warung tetangga. Dalam tataran lebih kecil kita bisa melakukan gerakan untuk merdeka secara ekonomi dengan membeli di warung tetangga. Untung mereka tidak besar kok. Toh kalau ada apa-apa tetangga pula yang membantu kita.
Ilustrasi warung tetangga
Ketiga, membeli tanpa menawar dagangan teman. Atau malah belilah dagangan teman dengan harga yang lebih tinggi. Agar mereka pun dapat untung atau untung yang lebih besar sehingga mereka pun bisa lebih berdaya secara ekonomi.
Keempat, punyai mental kaya. Banyak sikap dipengaruhi dari sikap. Mental kaya akan mendorong kita menjadi orang kaya. Salah satunya adalah dengan tidak meminta-minta. Ini juga yang ditanamkan Dalam keluarga. Dalam hal kecil misalnya saya tidak menganjurkan anak-anak saya untuk minta THR kepada saudara saat lebaran. Tidak sekalipun untuk itu.
Tidak menganjurkan untuk meminta kepada saudara-saudara saya maupun kepada kakek neneknya. Kalau dikasih, terima. Kalau tidak dikasih, jangan minta.
Justru kami menganjurkan anak-anak untuk sudah kenal dengan jualan atau wirausaha sejak kecil. Entah itu dengan membawa barang dagangan. Atau memberikan pemahaman bahwa mereka juga diharapkan menjadi pengusaha.
Itulah cara kami mengajarkan tentang merdeka secara ekonomi. Mudah-mudahan mereka menjadi pengusaha yang membawa manfaat bukan hanya untuk diri keluarga tetapi juga untuk lingkungannya. Menjadi pengusaha merupakan jalan yang tepat untuk menjadi bermanfaat. Bayang kalau jadi pengusaha kan bisa mempekerjakan banyak orang. Sama saja membantu mereka. Semakin banyak yang bisa dipekerjakan berarti semakin banyak yang bisa dibantu.
Wah keren strateginya untuk merdeka ekonomi. Makasih Ilmunya. Tapi kadang kita kaum Adam kalo beli tak pakai tawar dikompen sama Boss rumah. Katanya, masak beli di pasar gak menawar sih Pak. lah terus ...
ReplyDeleteTakut sama istri ya Pak? Sini gabung sama saya. Hehe
DeleteSetuju sekali dengan konsep merdeka ekonomi. Keren tulisannya, Pak...
ReplyDeleteTerima kasih banyak Ambu. Semoga meningkat ekonominya.
DeleteKebanyakan kita kalo Beli, malah ke Tempat yg jauh bahkan bukan ditempat teman😞 memang perasaan ghik bagi sebagian orang masih dipelihara sehingga kadang ada pikiran 'eman-eman' klo bagi2 rezeki ke temen sendiri
ReplyDeleteNah, padahal dengan beli di teman atau tetangga kan bisa sebagai bagi-bagi rezeki ya Bu. Biar kehidupan mereka pun meningkat juga.
DeletePendidikan berbasis entrepreneurship. Mantap bisa jadi solusi masa depan.
ReplyDeleteJuga bisa diterapkan di sekolah ya Bu
DeleteAmin, semiga keikhlasan kita dalam membimbing,membina, mengarahkan, serta mengantarkan bisa jadi ilmu dan ibadah
ReplyDeleteAamiin. Ssemoga berbuah pahala dalam mendidik siswa.
DeleteBagus sekali idenya. Bisa jadi contoh nih.
ReplyDeleteTerima kasih banyak, Bu.
DeleteMerdeka ekonomi idenya sangat praktis.....memang mental nya perlu juga dibangun..... mental kaya suka memberi dan berkolaborasi. Mantap pak
ReplyDeleteBenar, Pak. Semoga bisa diberikan kemudahan dalam berusaha dan berkolaborasi. Aamiin.
DeleteSetuju sekali merdeka dlm bidang ekonomi. Semoga saja tercapai. Keren...
ReplyDeleteAamiin. Semoga tercapai ya Bu.
DeleteMantap. Terima kasih ilmunya Pak
ReplyDeleteSama-sama, Bu. Terima kasih kembali.
DeleteKata kucni: kepedulian. Ternyata sangat licin diucapkan dan menghindar.
ReplyDeleteSepakat dengan Pak D. Semoga bisa menghilangkan egois ya Pak D. Berbagi dengan orang lain yang diutamakan.
Delete