Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Inilah Penyebab Saya Belum Menang di Lomba Blog PGRI

 


Dalam rangka memperingati bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda, PGRI dan komunitas Guru TIK atau Kogtik mengadakan lomba blog. Saya dapat informasi ini dari ketua JSIT Banten Bu Maya Yunus M.A. kebetulan ada di grup WhatsApp guru Sekolah Islam Terpadu (SIT).

'Pak Padil ikut ya.."
"Iya bu insya Allah saya ikut."
"Saya doakan semoga menang ya."
"Amin Allahumma Amin. Terima kasih banyak, Bu."

Setelah itu saya berjibaku menyiapkan naskah tulisan. Isinya tidak jauh-jauh dari pengalaman mengajar daring. Fyi, lomba ini khusus untuk guru. Jadi modalnya sudah ada. Tinggal dimatangkan dengan pernak-perniknya.

Deadline lomba 25 Oktober. Pengumumannya pas Hari Pahlawan 10 November 2020. Tentu saja saya ngarep banget bisa menang. Lha buat apa ikut lomba kalau nggak ngarep menang. Hehe.. Mudah-mudahan jadi kado ultah saya yang bertepatan di Hari Pahlawan juga.

Tapi nasib baik belum berpihak. Saya belum menang. Jangankan tiga besar. 10 besar pun saya nggak masuk!

Kecewa? jelas. Manusia. Tapi tentu jangan lama-lama. Ngukur diri. Dan emang belum pantas menang. Juga belum memenuhi kriteria 10 besar juga.

Setelah dibandingkan dengan pemenang,
jelas sekali tulisan saya kalah jauh  sama Mbak Nurliana Dewi, Mbak Ami Widya dan Bu Rambe Jun Marlinda.

Berikut ini penyebab naskah saya kalahan dan tidak masuk nominasi.

Bahasa Kurang Santai



Kadang di lomba blog itu bahasanya seperti bahasa bertutur, ngobrol, dan santai. Seperti bercerita saja. Agak berbeda dengan bahasa menulis koran. Nah, saya kurang bisa menulis seperti ini. Belum terbiasa. Untuk punya skill Bercerita begini memang orangnya harus terbiasa ngobrol pula. Nggak beda jauh antara ngomong
dengan nulis.

Lha, untuk ini saya belum mencapainya. Jadi harus banyak latihan.

Minim Foto Pendukung

Foto pendukung ini sifatnya menguatkan bahwa yang ditulis emang bener dilakukan si penulis. Menjadi penguat. Jadi pembaca nggak ragu kalau penulis emang merasakan pengalaman itu.

Saya sih pakai. Tapi nggak banyak. Cuma dua atau tiga. Ini tetap kurang. Kalau perhatikan yang juara antara 8-10 foto pendukung. Ini menjadi nilai lebih dari artikel.

Nggak Pakai atau Kurang Infografis

Sama halnya dengan foto, infografis menguatkan naskah. Malah membuat penjelasan dari kalimat. Kadang penjelasan lebih mudah dipahami dengan infografis. Sebab manusia dominan senang visual.


Nggak mudah bikin infografis. Sebab salah-salah malah mis-informasi dari yang dimaksudkan.

Untuk bisa membuat kita infografis yang pas, enak dipandang butuh skill desain grafis. Meskipun, nggak harus pakai software yang rumit untuk menghasilkan infografis yang ciamik. Bahkan bisa pakai software gratisan. Canva misalnya.

Nah, di lomba ini saya lupa untuk memperbanyak infografis. Selain itu emang butuh keuletan untuk bikin infografis. Sebab memakan waktu yang cukup lama daripada menulis.

Naskah Kurang Panjang

Setelah dibaca ulang, saya bergumam, "Kok cuma segini ya. Pantesan aja nggak menang. Naskahnya kurang panjang." Padahal 3 besar itu emang panjang-panjang naskahnya. Tentu saja bukan cuma panjang tapi emang masih relevan dengan topik.

Dalam banyak kasus, pemenangnya memang kudu sesuai selera juri. Artinya yang berkenan di hati juri. Hehe...

Sebuah kesalahan, bersembunyi di balik kata "Halah, lagu mujur aja pemenangnya.'

Prestasi dikejar dengan usaha dan kerja keras. Mereka yang menunjukkan sajian terbaik memang layak jadi pemenang.

Blog 3 orang teratas merupakan tulisan yang sangat komplit. Lengkap. Kekuatannya terletak pada segi penceritaan yang santai, detail, didukung infografis dan icon-icon yang ciamik. Apalagi artikel mbak Ami Widya yang juga memiliki judul serta sub judul yang berima. Ini susah buat saya.

Ditambah, dua orang mbak-mbak teratas juga tergabung di blogger perempuan Sebuah komunitas blogger yang sudah melalang buana merajai dunia persilatan perblog-an. Ah, sungguh berkualitas artikel mereka. Pastinya beliau sudah terlatihlah.

"Lomba blog PGRI kemarin saya belum menang, Bu," kata saya di grup. Mengabarkan bahwa pengumuman sudah keluar. Hasilnya zonk.

"Tetap semangat, Pak Padil."

"Iya Bu. Terima kasih lho sudah ngasih tau ada lomba itu."

"Sama-sama, Pak."

Ah, memang saya harus banyak-banyak berlatih lagi. Ada hikmahnya juga. Saya bisa belajar lagi dari para juara. Latihan lagi dan lagi.

Kata Helvy Tiana Rosa, "Menulis itu 1 % nya bakat. 99 % nya kerja keras."

Dan saya yakin dengan kalimat itu. Pasti hasil tak menghianati usaha. Jika rezeki, saya pasti akan menang. Aamiin.

Hikmah Kalah



Beruntung, lewat lomba ini saya mengenal OmJay yang luar biasa. Totalitas dan banyak pengorbanan dalam menyebarkan virus Literasi ke seluruh penjuru negeri. 

Berkat beliau pula guru-guru bisa mewujudkan mimpi punya buku. Sebuah impian yang sangat dinantikan oleh setiap guru. 

Beruntung juga bertemu dan menyapa dengan para guru hebat di seluruh Indonesia blog mereka hebat-hebat kisah mereka juga luar biasa dan mereka saya banyak menyontek atau mengambil ilmu. 

12 comments for "Inilah Penyebab Saya Belum Menang di Lomba Blog PGRI"

  1. Bagus sekali tulisannya merangkum sebuah kejadian yang kita lakukan menjadi pelajaran ke depannya. Ilmu yang luar biasa gaya tulisannya juga menarik.

    ReplyDelete
  2. Siiip pa jd ikut introspeksi diri juga.. Mungkin bp berkenan riview yg sy lomba kan kmrn pa.. He.. Sbg bhan perbandingan sj.. Soalnya bp detail sekali dlm menganalisa.. Terimakasih kalau berkenan mampir 🙏🙏🙏

    https://hariinspirasiku.blogspot.com/2020/10/strategi-pembelajaran-model-covid.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya bu. Insyaallah saya akan mampir. Sesegera mungkin

      Delete
  3. Bagus ceritax.. suatu bentuk syukur dari setiap keadaan.

    ReplyDelete
  4. Sama, pak. Mungkin di kesempatan berikutnya ya Pak. Hehehe.

    ReplyDelete
  5. Ayo tetap semangat dan ikut lomba Blog lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Om. Lihat OmJay yang semangat ..saya malu klo tidak semangat. Hehe .

      Delete
  6. Sangat menginspirasi untuk bahan sebuah renungan. Menang dalam perlombaan adalah sebuah kebanggaan. Namun kekalahan dapat menghindarkan kita dari kesombongan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, Pak. Sering kekalahan Membuat kita dekat dengan Allah...

      Delete