Menikah untuk Menghimpun Berkah
Banyak orang berpikir bahwa salah satu tujuan untuk menikah adalah untuk memperoleh kebahagiaan. Namun, penulis dengan beraninya berpandangan lain. Benarkah menikah untuk bahagia? Lalu bagaimana jika tidak bahagia?
Menikah untuk Menghimpun Berkah
Jika, mencari kebahagiaan dalam pernikahan, belum tentu kita dapatkan. Karena menikah bukan untuk bahagia. Sebab, katanya, dalam rumah tangga tidak selalu dipenuhi dengan kebahagiaan akan ada banyak tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh suami istri dalam rumah tangga.
Menikah adalah untuk menghimpun berkah. Menikah itu mesti siap untuk menerima risiko dan rezekinya sekaligus.
Bersiaplah menerima pasangan cinta dengan segala kelebihan dan kekurangannya kita tidak mesti mendapatkan apa yang kita cinta Namun kita bisa mencintai apa yang kita dapatkan. (hlm 172)
Rumah tangga pun dibaratkan seperti sekolah yang tak lulus-lulus, dan tak ada ijazah nya pujiannya sepanjang masa. Dalam sekolah pernikahan ada rumus serupa tingkatan sekolah seperti TK (Tempat Ketemu), SD (Semakin Di hati), SMP (siap Menuju Pelaminan), SMA (Siap Mengukir Anak), PD (Pasha Tresnane), MM (Makin Lama Makin Cinta), S3 (Sehat, Sukses, Sejahtera), dan Profesor (Program Festival Surga).
Dengan bahasa yang unik, seperti bersajak, penulis menghadirkan panduan dalam menguatkan cinta dalam keluarga. Mengupas berbagai persiapan untuk membentuk sebuah keluarga, menjaga keharmonisan, dan mengupayakan semakin tumbuhnya cinta dalam keluarga.
Buku ini tepat untuk mereka yang mencoba memulai sebuah rumah tangga, atau yang sudah lama menjalani rumah tangga. Sarat dengan motivasi yang sebuah menjadi pernikahan sebagai kado terindah bagi hidup.
Menurut Islam, pernikahan bukan hanya sekadar pengesahan hubungan laki-laki dan perempuan sehingga bisa mendapatkan kenikmatan dalam sebuah perkawinan yang sah dan halal. Namun, ketika akan menikah bukan hanya mencari istri namun carilah sosok ibu untuk anak-anak. Jangan hanya mencari suami namun carilah ayah bagi anak-anak.
Jalani proses berkeluarga dengan penuh keikhlasan sebagai sarana untuk mendapatkan keberkahan. Pernikahan menjadi medan belajar yang sepanjang zaman. Dari pasangan kita belajar dan bercermin. Perbedaan pendapat antara suami istri merupakan kenyataan yang yang dapat diterima tidak ada alasan untuk cemas dan takut. (Hlm 139).
Menulis kreatif dengan mengasosiasikan makna pernikahan dengan lima rukun Islam yaitu syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji. Namun perbedaan yang terus-menerus pertengkaran dan kebencian serta pertikaian dalam masalah sepele dan masalah pecah besar akan menghempaskan kehidupan rumah tangga.
Menyikapi Perbedaan dalam Rumah Tangga
Di antara kewajiban suami istri adalah menjadikan perbedaan di antara mereka sebagai sarana untuk membangun keluarga yang kokoh. Maka, masing-masing harus mengenali akan pasangannya, karakteristiknya, sebagai upaya mencapai perpaduan jiwa.
Keluarga akan bahagia apabila keluarga itu disatukan dalam visi yang jelas, dibangun di atas pondasi taqwa, dipenuhi dengan aktivitas ibadah, dihiasi dengan akhlak mulia, dan senantiasa menghasilkan kebaikan.
Betapa bahagianya bila bisa berkumpul kembali bersama keluarga di surga. Sebuah cita-cita sederhana yang sungguh mulia. Namun, kemuliaan itu tidak mudah diraih begitu saja, perlu perjuangan dan pengorbanan.
Bila masing-masing sudah memiliki visi yang jelas, maka lebih mudah untuk membangun ikatan yang kuat, dapat menjadi kekuatan yang andal, produktif, dan melahirkan berbagai kebaikan. (*)
Post a Comment for "Menikah untuk Menghimpun Berkah"
Kata Pengunjung: