5 Langkah Aman Anak Bermain Api
Anak perlu banyak bermain. Berbagai teori pengasuh dan pendidikan anak, pasti merekomendasikan hal ini.
Mulai dari metode Montessori, Dannys, atau ayah Edy. Bahkan, Rasulullah pun seringkali mengajak anak-anak bermain. Bayangkan, seorang pemimpin dunia sempat pula punya waktu buat anak-anak.
Namanya anak-anak, kadang memilih atau melakukan permainan berbahaya. Karena sifatnya menantang, seru, dan mengasyikkan.
Mereka belum tahu bahaya di balik permainan itu. Yang mereka tahu permainan itu sungguh seru. Mereka bermain dengan santainya. Tak pedulikan bahaya di belakang permainannya.
Orang tuanya yang deg-degan. Walaupun ikut membersamai, tetap saja khawatir tak hilang-hilang. Apalagi kalau sambil melakukan pekerjaan lain, pastinya sebentar-sebentar matanya melirik di mana sang anak bermain.
Salah satu permainan berbahaya adalah main api. Nah, kebetulan anak-anak saya suka main api. Main api dalam arti sesungguhnya. Bukan pakai kiasan.
Tentu berbahaya main api ini. Tapi karena alasan biar nggak bosan, biar banyak variasi permintaan, biar maksimal motoriknya, maka saya bolehkan dia main api. Sesekali malah saya yang nawarin atau ngingetin alias ngajak main api.
Inilah beberapa hal yang saya lakukan saat membolehkan atau menemani anak main api.
1. Pesan agar hati-hati
Jangan bosan untuk mengingatkannya hati-hati. Katakan api ini bisa berbahaya kalau kena tangan, atau kena barang yang mudah terbakar.
Makanya, jarak tangan dengan api harus jauh-jauh. Pegang ujung benda yang dibakar. Jangan mepet dengan tangannya.
2. Jangan bakar plastik
Meskipun plastiknya sudah tidak dipakai, tapi plastik kalau dibakar tak gampang hilang. Sudah padam apinya, masih panas. Lha kalau dipegang, atau kena tetasannya, bisa melepuhkan tangan. Karena itu, jangan izinkan membakar plastik.
3. Hindari Melawan Angin
Arah angin juga menentukan arah api bertiup. Api mengikuti angin. Kalau sedang ada angin, api bisa terbang. Karena itu, usahakan jangan melawan arah angin.
4. Pakai Lilin
Kenapa pakai lilin? Sepengalaman saya, apinya stabil. Ketimbang pakai korek. Kadang hidup mati.
Biar nggak byar pet. Apinya yang stabil akan mengurangi kemungkinan anak terkena api yang sewaktu-waktu bisa menjilat tangannya saat membakar kertas atau koran.
Mulai dari metode Montessori, Dannys, atau ayah Edy. Bahkan, Rasulullah pun seringkali mengajak anak-anak bermain. Bayangkan, seorang pemimpin dunia sempat pula punya waktu buat anak-anak.
Namanya anak-anak, kadang memilih atau melakukan permainan berbahaya. Karena sifatnya menantang, seru, dan mengasyikkan.
Mereka belum tahu bahaya di balik permainan itu. Yang mereka tahu permainan itu sungguh seru. Mereka bermain dengan santainya. Tak pedulikan bahaya di belakang permainannya.
Orang tuanya yang deg-degan. Walaupun ikut membersamai, tetap saja khawatir tak hilang-hilang. Apalagi kalau sambil melakukan pekerjaan lain, pastinya sebentar-sebentar matanya melirik di mana sang anak bermain.
Salah satu permainan berbahaya adalah main api. Nah, kebetulan anak-anak saya suka main api. Main api dalam arti sesungguhnya. Bukan pakai kiasan.
Tentu berbahaya main api ini. Tapi karena alasan biar nggak bosan, biar banyak variasi permintaan, biar maksimal motoriknya, maka saya bolehkan dia main api. Sesekali malah saya yang nawarin atau ngingetin alias ngajak main api.
Inilah beberapa hal yang saya lakukan saat membolehkan atau menemani anak main api.
1. Pesan agar hati-hati
Jangan bosan untuk mengingatkannya hati-hati. Katakan api ini bisa berbahaya kalau kena tangan, atau kena barang yang mudah terbakar.
Makanya, jarak tangan dengan api harus jauh-jauh. Pegang ujung benda yang dibakar. Jangan mepet dengan tangannya.
2. Jangan bakar plastik
Meskipun plastiknya sudah tidak dipakai, tapi plastik kalau dibakar tak gampang hilang. Sudah padam apinya, masih panas. Lha kalau dipegang, atau kena tetasannya, bisa melepuhkan tangan. Karena itu, jangan izinkan membakar plastik.
3. Hindari Melawan Angin
Arah angin juga menentukan arah api bertiup. Api mengikuti angin. Kalau sedang ada angin, api bisa terbang. Karena itu, usahakan jangan melawan arah angin.
4. Pakai Lilin
Kenapa pakai lilin? Sepengalaman saya, apinya stabil. Ketimbang pakai korek. Kadang hidup mati.
Biar nggak byar pet. Apinya yang stabil akan mengurangi kemungkinan anak terkena api yang sewaktu-waktu bisa menjilat tangannya saat membakar kertas atau koran.
Post a Comment for "5 Langkah Aman Anak Bermain Api"
Kata Pengunjung: