Teguh Di Jalan Agama
[Review Buku]
Karya Kang Abik selalu memukau. Novel beliau memberikan banyak motivasi. Seusai
membacanya, banyak jiwa yang tadinya redup menjadi menyala kembali.
Salah satu novel
yang juga menginspirasi adalah novel Dalam Mihrab Cinta. Merupakan kumpulan
dari tiga novelet. Saya sudah baca satu novelet di awal. Makanya saya tidak membaca
dan mereview-nya. Saya langsung ke dua novelet selanjutnya. Nah, berikut ini
review sederhana saya.
Syamsul Hadi
diseret oleh beberapa orang santri. Meskipun santri berambut gondrong itu sudah
mengaduh dan minta ampun serta berulang kali mengatakan bahwa bukan dia
pelakunya, selalu bogem mentah melayang ke wajahnya. Dia pingsan, dan
dimasukkan ke gudang pesantren yang dijaga beberapa santri. Kedua tangan dan
kakinya diikat. Air matanya meleleh, meratapi nasibnya. Rasanya kematian telah
berada di depan mata.
Pak Kyai datang
interogasi. Lalu dihadirkan saksi kunci
peristiwa tersebut. Syamsul berharap Burhan dapat menyelamatkan Samsul
dari tuduhan itu. Namun, dusta semakin memberatkan hukumannya. Syamsul dihukum
gundul, dan dikeluarkan dari pesantren. Orang tuanya yang merupakan pengusaha
batik sukses di Pekalongan sangat malu atas kejadian tersebut. Sungguh malang,
keluarga Samsul juga percaya atas tuduhan pondok. Di rumah tidak ada lagi yang
peduli dengannya. Hanya Nadia, adiknya, yang sedikit memberikan perhatian
padanya.
Merasa tak ada
lagi yang mempercayai, Syamsul minggat. Berniat hidup mandiri. Namun kenyataan
hidup tak seindah yang dibayangkan. Bekal uang pinjaman dari Nadia habis.
Sementara, dia tak kunjung dapat pekerjaan. Berpikir pendek, dia mencopet.
Naas, ketahuan. Selain dihajar, diapun dibawa ke penjara. Masuk berita di
koran. Hal ini semakin menegaskan bahwa Syamsul sebagai seorang pencuri memang
benar adanya.
Di penjara, dia
belajar banyak cara melakukan kejahatan dari napi lainnya. Dia bebas setelah
Nadia datang membebaskan. Saat diajak pulang ke rumah oleh Nadia, Syamsul tidak
mau karena merasa orang tuanya tidak akan Sudi melihat mukamu.
Dia pun pergi ke
Jakarta mencari pekerjaan. Nasib belum berpihak padanya. Ia mengamalkan ilmu
yang didapat saat dipenjara. Kali ini dia berhasil mencopet beberapa dompet.
Samsul mendapat
tawaran mengajar privat ngaji. Dari sana dia mulai menata hidupnya tidak perlu
lagi mencopet mungkin dia berjanji akan mengembalikan dompet ke alamat nya
masing-masing. Cara mengajar ngajinya bagus dan menyenangkan. Dia mendapat
kesempatan membuka kedok Burhan sekaligus menyelamatkan keluarga Pak Broto dari
tipu Burhan. Rupanya Burhan merupakan merupakan tunangan Silvie, korban
pencopetannya.
Sementara itu tu
terjadi terkuaklah sebuah kebenaran di pondok. Rupanya Burhanlah pelaku pencurian
selama ini. Samsul mendapatkan kesempatan mengisi pengajian di sebuah stasiun
televisi. Semakin membaik kehidupannya.
Novel Dalam
mihrab Cinta ini terinspirasi dari faman ya'mal misqala dzarratin khairan
yarah wa man ya'mal mitsqala dzarratin syarran yarah. Dalam Mihrab Cinta
terdiri dari tiga novelet yaitu Takbir Cinta Zahrana, Dalam Mihrab Cinta, dan
Mahkota Cinta.
Satu benang
merah dalam ketiga novel ini adalah keteguhan dalam memegang agama akan membawa
dalam kebahagiaan. Kunci kesuksesan hidup adalah kerja keras diiringi dengan
ridho atas takdir Allah. Menjalankan kehidupan dengan berlandaskan aturan
agama.
Mahkota Cinta
menceritakan kisah Zul yang merantau ke Batam ke Malaysia. Di tengah perjalanan
dia bertemu dengan Mari yang menjadi penolongnya di negeri Jiran. Mari
menyimpan liku hidup yang tidak kalah pedih. Di Kuala lumpur, Marni tidak
sendiri tetapi ada Linda, Reni, Iin dan Sumiati. Mereka dihadapkan pada
kesulitan hidup. Bahkan, Linda terpaksa memilih kehidupan bebas yang dengan
cepat mendatangkan uang.
Zul bertemu
dengan Pak Rusli, Sugeng, Yahya, dan Pak Muslim. Oleh teman-temannya Zul
dimotivasi untuk bisa kuliah sambil bekerja. Dari sosok Yahya, Zul banyak
mendapatkan motivasi hidup. “Intinya, tidak boleh malu tidak boleh menyerah dan
harus terus bergerak” (hlm 181)
Saat mengunjungi
Mari, Zul menyelamatkan Mar yang hendak diperkosa mantan suaminya. Di saat itu
juga muncul benih-benih cinta pada Mari. Hal ini mengubah hidupnya. Zul menjadi
malas-malasan bekerja dan kuliah. Kondisi ini berlangsung sampai tiga bulan
lamanya. Hidupnya kacau. Padahal dia harus mencari nafkah untuk membayar flat,
kuliah, dan biaya hidupnya. Pak Muslim menganggap perlu untuk menentukan dan
memperbaiki perkara kondisi Zul. Dia memberikan tiga pilihan yaitu meneruskan
kuliahnya dan melupakan mari, menikahi Mari dengan konsekuensinya, atau keluar
dari rumah kontrakannya karena dapat membawa pengaruh buruk bagi yang lainnya.
Zul memilih yang
kedua. Saat dia mendatangi rumah Mari, ditemukan bahwa rumah itu dalam
penyitaan karena di dalamnya untuk maksiat. Mari juga diciduk. Beritanya muncul
di surat kabar. Zul terpukul. Dia pun membatalkan niatnya itu.
Kini dia fokus
bekerja dan kuliah S2. Saat tersiar lowongan dosen di UNY yang sesuai dengan
bidangnya, Zul menemui Pak Muslim yang lebih dulu kembali ke tanah air. Saat
itu Zul ditawarkan untuk menikah dengan sahabat istri dari Pak Muslim. Namun
sosok Agustin atau Asma Maulida itu justru membuatnya terkejut.
Ada banyak
kesulitan hidup. Namun jika hidup kita sandarkan pada ketentuan agama, bakal
selamatlah hidup kita. Takdir hidup juga misteri. Tidak bisa diterka. Dengan
menyandarkan pada ketentuan agama, kita akan menjalaninya dengan lebih tenang
dan optimis.
Post a Comment for "Teguh Di Jalan Agama"
Kata Pengunjung: