Meriahnya Islamic Book Fair. Temu Penulis Hingga BookSigning
Saya hadir dua kali di IBF 2020 ini. Kedatangan pertama bawa keluarga. Kedua kalinya sendirian.
Selain berburu buku, pengunjung ke IBF untuk bisa bertemu dengan penulis. Memang, ada acara yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk bertemu dengan penulis kenamaan. Ada bedah buku yang biasanya dibedah oleh penulisnya. Biasanya dilakukan di panggung utama.
Lalu, ada juga Book signing alias tanda tangan buku. Biasanya dilakukan di stan penerbit.
Saya percaya, dengan bertemu penulis kita akan beroleh energi. Bukan hanya energi menulis, lho. Juga energi menghadapi hidup bahkan energi menjalankan pekerjaan kita.
Setidaknya itu yang saya rasakan dengan beberapa kali bertemu penulis. Di islamic book fair (IBF) kemarin saya bertemu tiga orang penulis yaitu Habiburrahman El shirazy atau kang Abik, Ustadz Salim A Fillah, dan DR Oni Sahroni.
Saya sempat ngobrol dengan kang Abik. Setelah beli bukunya, saya minta tanda tangan. Di sela- sela tandatangan itu saya meminta beliau memberikan suntikan motivasi agar saya terus rajin menulis. Kata beliau, "teruslah menulis. Ya, teruslah menulis".
Saya sempat pula katakan bahwa pada 2 Februari kemarin cerpen saya dimuat di Republika. "Bagus itu," kata beliau. Beliau meminta saya terus menulis. Setelah itu, saya jadi termotivasi untuk selalu menulis. Meski, entah jenis apa tulisannya.
Hal yang hampir sama saya dapatkan selesai bertemu penulis Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim, Salim A Fillah. Meski hanya berswafoto, terasa aura semangat menulis semakin menggebu. Saat itu saya bayangkan saya akan menjadi seperti beliau; duduk di stand dengan sibuk menulisi dan membubuhkan tanda tangan di buku.
Bermimpi tak ada salahnya. bahkan banyak kenyataan berawal dari impian. Bukan hal yang mustahil jika nanti saya benar-benar menggantikan atau bersama dengan penulis yang saya maksud. Aminkan aja ya.
Bertemu penulis terakhir, ustadz Oni Sahroni tidak kalah menyemangati. Meski tak beli bukunya, energinya sudah meresep dalam diri saya. Cukup dengan melihat dua bukunya. Munculkan rasa iri, lantas diam-diam berdoa, "semoga kelak buku saya bisa diterbitkan penerbit mayor. Aamiin".
Dari tiga buku beliau, saya punya satu, warna hijau. Beliau aktif menulis di sebuah kolom di koran Republika. Bahkan sekarang beliau menulis tiga kali yaitu Senin, Rabu, dan Jumat.
Kabel Listrik Mengantarkan Saya Bertemu Kang Abik
Saat ketemu Kang Abik, saya coba ingatkan bahwa kami pernah ketemu.
"Ustadz. Kita pernah ketemu lho sebelumnya. Di tahun 2009, saat ustadz road show Film ketika cinta bertasbih di kampus universitas Andalas, Padang"
"Oh, iya kah? Masya Allah" respon beliau.
"Iya, benar ustadz. Saya ingat betul, saat itu ustadz sedang memulai sambutan, saya lewat sambil membawa kabel untuk menghidupkan infocus. Lantas ustadz bilang, "termasuk adanya tukang angkat kabel ini. Kalau bukan peran dari tukang kabel ini, acara kita ada yang kurang". Begitu ustadz bilang saat itu"
Ya, saat acara road show itu, saya jadi salah satu panitianya. Kebetulan infocus sudah terpasang tapi belum nyala. Butuh kabel colokan untuk menyalakannya. Dan saya yang kebagian bawa kabel. Yang hilir mudik di depan kang Abik dan pemeran lainnya.
Saat road show itu, para pemeran utama film tersebut banyam hadir, kecuali Oki Setiana Dewi. Jadi ada Andi Arsyil, Kholidi Asadil Alam, Meyda Safira, dan Alice Norine.
Itulah salah satu kehebatan penulis novel pembangun jiwa ini. Di matanya, tidak ada sosok yang kecil perannya. Semua punya peran kecil. Dan bagi saya, disapa begitu saja sudah sangat membanggakan. Hehehe... Ingetnya seumur hidup.
Tak dinyana, berbekal perjuangan kesabaran sampai sore di IBF, saya bertemu kembali. Saya juga bilang, dulu belum bisa nulis. Lantaran termotivasi dari beliau pula, saya bisa menulis. Bahkan saya bilang ke beliau, bahwa 2 Februari kemarin ada cerpen saya di Republika. Dan beliau sangat mengapresiasi.
Inilah hikmahnya bertemu dengan penulis. Selain menimba ilmu dari pengalaman mereka, bertemu dengannya bisa membawa berkah. Jadi ingat petuah bijak yang mengatakan, bertemanlah dengan penjual minyak wangi. Minimal kamu akan kecipratan wanginya.
Wah serunya masyaaAllah ketemu banyak penulis dan pemain film yah pas roadshow dulu. Udah dua kali ketemu lagi ya sama Kang Abik. Pesannya emang nancep "teruslah menulis". Itu tuh yang komitmennya berat hehe
ReplyDeleteiya mbak. Alhamdulillah berjumpa beliau lagi. pesannya singkat namun berat. hehe
DeleteAura penulis memang terasa ya mas .
ReplyDeleteMungkin karena mereka selalu membagi aura positif dalam tulisan, sehingga aura positif itu pun kembali lagi ke kehidupan mereka .
iya mbak. begitulah, kebaikan akan menular dengan caranya yang hebat
Deletewah seru pastinya ketemu lgs sama penulisnya. bener banget kalo kita berteman dengan teman-teman yang baik tentu akan keikutan baik. bertemannya sama penulis, keikutan jg jadi penulis, hehe.
ReplyDeleteya mbak. mbak sendiri begitu kan. hehe
DeleteWalahh dah lama ga hadir dalam book fair. Dulu suka bgt dtg. Seneng aja liat buku2 n bnyk diskon. Beruntung ya jumpa penulisnya langsung
DeletePasti akan sangat menyenangkan bertemu penulis. Yuni sesekali juga akan ikut gathering suatu komunitas dan bertemu penulis yang diundang. Kayak misalnya gathering KMO tahun lalu, ketemu bunda Asma Nadia, Bang Boy Candra sama Bang Aditya Gumai. Seru sih.
ReplyDeletealhamdulillah mbak, ada perasaan sangat senang. hehe
DeleteMasyaAllah mas, bisa ketemu kang Abik. Saya suka novel-novel pembangun jiwanya. Saya menantikan IBF ada juga di Medan. Soalnya beberapa tahun ini cuma ada di Jakarta. Padahal banyak warga Medan yang pengen ke IBF juga.
ReplyDeleteiya Bu. IBF masih di Jakarta saja. semoga bisa juga ke tempat lain.
DeleteAku jadi ingat waktu dulu A. Fuadi jadi pemateri di salah satu seminar kampus, aku sampai minta buat orangtuaku di kampung maketin buku beliau yang ada di rumah buat bisa di-TTD sama beliau, sebegitu inginnya dapat tanda tangan beliau, memang sih kalau berada di lingkungan yang mendukung kayak Book Fair gini, semangat menulis bakal keisi lagi
ReplyDeletewah, perjuangan yang tidak kalah hebat nih mas. hehe... ya. bagi banyak orang, ketemu penulis punya sebuah kebahagiaan yang besar.
DeleteSaya kenal bukunya Kang Abik saat SMA, trus beli bukunya dari adik bungsu kang abik yang kebetulan adik kelas saya. Tapi baru ketemu Kang Abik nya waktu udah kuliah. Udah lama juga sih gak ngikutin buku-buku terbitan beliau
ReplyDeletewah, keren nih satu kuliah dengan adik beliau. hehe... alhamdulillah beliau punya banyak buku pembangun jiwa
Deletedulu rutin ke bookfair. sekarang rasanya sudah malas, sebab kebiasaan baca sudah beralih dari tulisan ke digital. jadi kehilangan tujuan mau borong buku apa. sebab sudah di hape, buka apps, beli dan download di situ.
ReplyDeletehehe..iya mas. saya mah kadang cari jalan2nya..
Deleteselamat menulis kakak. memang menulis itu harus action. gak cuman kepengen menulis tapi gak nulis nulis. dengan konsistensi, nanti bakalan kebentuk sendiri kok gaya menulis kita. semangat...
ReplyDeletesepakat, Mbak. menulis adalah action. kunci menulis ya perbanyak latihan. hehe
DeleteAlhamdulillah, aku beruntung bisa bertemu kang Abik di kantor aku. Saat itu beliau mengisi salah satu kajian saat ada acara kantorku. Humble banget.
ReplyDeletewah, keren banget nih mas. hehe..barakallah..
DeleteMeskipun hanya berswafoto pasti udah menambah rasa semangat dalam diri kita mas. Saya juga bakal memiliki keinginan yg sama saat bertemu penulis² hebat.
ReplyDeleteSemoga suatu saat mimpinya bisa teraih, berganti peran menjadi yang duduk di panggung utama, berbagi kisah dan menandatangani buku karangannya
ReplyDeletewah, doa yang sangat berharap terkabul. hehe..aamiin allahumma aamiin. terima kasih Mbak..
DeleteWahhh beli buku dapet tanda tangannya langsung seru banget nih dan seneng banget pasti D
ReplyDeletehehe..seneng banget. meski hanya foto bareng tapi bahagianya luar biasa
DeleteSenangnya bisa bertemu penulis dan mampir di event sekeren IBF, apalah daya saya yang tinggal di daerah ini, cuma bisa dapat ceritanya. Yah, selain itu dapat semangatnya juga untuk terus menulis. Alhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah, Ajo mah lancar menulis meskipun tanpa iven-iven serupa IBF. hehe...
DeleteDari zaman kuliah S1 dulu udah punya keinginan bs ke Islamic Boof Fair ini. tp ya gitu deh gak kesampaian terus palagi harga tiket kan selangit kl dr Medan hehe... Btw bener banget tuh Pak Guru... berteman dengan penulis insyaallah kita bakal dapat motivasi untuk terus menulis. Sebagaimana hadits riwayat Bukhari dan Muslim ya, berteman dengan penjual parfum kalaupun gak membeli minyak wanginya paling tidak dapet keharumannya.
ReplyDeleteAfwan typo Pak, Islamic Book Fair
Deletehehe..iya Bu. semoga bisa sampai ke Medan. Saya ke IBF ini pun karena dekat juga jaraknya. Hehee...
DeleteSaya doakan mimpi Mas dikabulkan Allah. Betewe, sayapun memiliki mimpi yang sama dan juga ketemu penulis keren itu.
ReplyDeleteWah. Sama ya. Hehe ..sip mas
DeleteAku akhir-akhir ini jarang ke book fair. Padahal aku nulis buku. Gimana siih...hehe...
ReplyDeleteMemang momen serasa gimana gitu ya, kalau ada acara book signing.
Wah kenapa gak datang mbak. Hayu lah datang. Next ibf
DeleteAlhaamdulilah benar banget ada hikmahnya kita bertemu dengan para penulis apalagi bisa mendapatkan ilmu langsung dari penulisnya
ReplyDeleteWaktu di Jakarta rutin kesini tiap tahun. Melanjutkan tradisi kemari sewaktu kuliah. Sekarang kayaknya berat, kalo butuh buku paling beli online dari penerbit.
ReplyDeleteBeruntung ya mas... bisa bertemu sama penulis idolanya... tapi memang harus ekstra sabar ya..bagian yg nunggu ini saya kurang sabar seperti mas supadilah
ReplyDeleteSemoga tahun depan novel saya lolos menjaadi finalis di IBF 2021 dan bisa ketemu dengan penulis keren seluruh Indonesia
ReplyDeleteSeru deh bisa ketemu penulis idola. Btw saya jadi kepikiran untuk mengirimkan karya di koran lokal juga.
ReplyDeleteTerakhir ikutan islamic book fair di jogja. Tapi selalu gagal ketemu penulisnya huee..
ReplyDelete