Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perjalanan 13 Jam Tanpa Main Hape

Sebuah rekor tercipta. Pada perjalanan 13 jam, tidak sekalipun si sulung main hape.

Zaman now, anak-anak suka main hape bukan hal aneh. Hampir semua anak pasti suka main hape. Bahkan ada yang kecanduan pula. Tidak dikasih hape, marah dan meraung-raung.

Anak kami pun tidak berbeda (banyak) dengan seumuran mereka. Sudah keenakan main hape, dan berpotensi kecanduan. Namun kami mengaturnya dengan membatasi lama waktu main hape. Dan juga, kami tidak memberikan fasilitas hape dalam arti tidak membelikan hape khusus untuk anak. Poin terakhir ini, saya rasa banyak orang tua yang juga melakukan.

Ada sebuah catatan hebat pada perjalanan silaturahim kami ke Jogja kali ini. Dalam perjalanan selama 13 jam ini si sulung kami tidak sekalipun main hape.

Padahal, di hari-hari biasa juga sering ribut main hape. Bahkan hari sebelumnya juga main hape. Dua hari sebelum keberangkatan malah cukup lama main hape saat di sekolah. Tidak lain karena saya sedang ada pekerjaan sehingga untuk 'menenangkan' anak, memberikan hape menjadi jurus andalan.

Lalu, bagaimana kok bisa 13 jam, pukul 5 sore hingga 8 pagi, tanpa hape? Catatan, belum dihitung perjalanan stasiun tugu hingga Bantul. Padahal membandingkan beberapa anak yang ditemui di perjalanan, main hape menjadi hal yang lumrah. Perjalanan yang panjang dipangkas dengan main hape.

Tidak lain karena, pertama perjalanan Rangkasbitung-Stasiun Senen si sulung ketiduran. Sebelum berangkat memang tidak memgambil tidur siang. Akibatnya, di jalan mengantuk lantas tidur. Goncangan mobil semakin menambah nyenyak.


Tidur di kereta begini kondisinya

Di luar itu, di pagi harinya itulah yang menjadi kunci. Menjelang keberangkatan, Jundi malah rewel. Tidak mau berbagi mainan dengan sang adik. Ditambah minta mainan bakar-bakaran yang cukup menguras tenaga untuk mendiamkannya.

Dari rewel itulah, saya memberikan hukuman. Saya katakan, mas Jundi dihukum. Tidak boleh main hape sampai di Jogja.  Dan biasanya, dihukum seperti itu dia terima. Agaknya, inilah yang efektif menahan keinginannya untuk main hape. Meskipun, beberapa kali menegaskan bahwa sampai di Jogja nanti mau main hape.

Sesampainya di stasiun pasar Senen pun alhamdulillah keduanya main kejar-kejaran di antara pengunjung stasiun. Lari-lari, haus, minta minum. Sampai keberangkatan begitu. Hampir tidak bisa diam.

Begitu pun di dalam kereta. Meskipun bawa buku tapi tidak dibaca, anak-anak juga tidak main hape. Memang sih beberapa kali Jundi nunjuk anak seumuran yang main hape,
"Itu ada yang main hape, Abi."

Jawaban saya agaknya cukup untuk mengingatkan,
"Kan anak itu nggak dihukum. Mas Jundi kan lagi dihukum, jadi nggak boleh main hape sampai di Jogja, ya."

Selain itu, membawa mainan sebagai alternatif bermain. Kemarin mas Jundi memilih robot yang sedianya dipamerkan ke eyangnya tapi sayap robot sudah patah. Sementara adiknya bawa robot laba-laba. Mainan itu ampuh mengalihkan perhatian dari gadget tadi.

Apakah makanan ringan bisa jadi alternatif juga? Kalau bisa, saya katakan makanan ringan juga bisa menjadi alternatif tambahan. Kemarin kami bawa semangka dan melon yang sudah dikondisikan sehingga gampang bawanya.

Tidak kalah pentingnya, perilaku kita yang mendukung suksesnya target tidak main hape ini. Saya dan istri juga harus menahan diri dari main hape supaya anak pun tidak ingat atau kepengen main hape. Tentu aneh, jika mengharap anak tidak main hape sementara kita asyik main hape. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Kecuali buah kepala di pinggir sungai atau pantai. Hehe..

Saya buka hape pada saat mendapati momen keren yang sayang dilewatkan. Lalu buka hape saat anak tidur. Dan buka hape di kereta hampir tengah malam. Tentu saja saat anak sudah tidur. Selain itu saya harus berjaga agar tidak kelewat berhenti di stasiun tujuan atau memastikan anak tidur dengan aman.

Selain ngecek sosial media, supaya tidak ngantuk saya baca ebook Naga Sasra dan Sabuk Inten yang tebalnya 1793 halaman. Saat ini saya 'sudah' sampai di halaman 139. Terima kasih pak Nurudin AB yang pernah mosting tentang novel ini. Hehe

Jika diringkas, langkah-langkah di atas, untuk melakukan perjalanan tanpa main hape adalah komitmen di awal perjalanan, alternatif mainan, dan keteladanan.


Alhamdulillah, sudah sampai di Jogja

Post a Comment for "Perjalanan 13 Jam Tanpa Main Hape"