Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Renungan Mukadimah Khutbah Jumat


"Marilah kita terus berusaha menjalankan perintah Allah meskipun perintah itu sering kali kita rasakan sebagai hal yang tidak menyenangkan. Dan marilah kita terus berusaha meninggalkan larangan-Nya meskipun seringkali kita rasakan masih menyukai larangan itu."

Kalimat itu merupakan cuplikan khutbah, tepatnya mukadimah khutbah, di kantor LPMP DKI Jakarta.

Sebuah muakdimah sangat penting. Ibarat kalimat pembuka sebuah tulisan, atau sebuah tampilan yang bakal menentukan dia akan dilirik oleh orang atau diabaikan oleh orang. Apalagi khutbah Jumat yang sangat sering didengar orang.

Sebuah pembukaan yang rata-rata, biasanya akan dilewatkan. Ah, biasanya juga begitu. Orang akan mulai menyimak ketika muakdimah itu sudah lewat.

Namun telinga kita akan berdiri, ketika mendengar mukadimah yang tidak biasa. Sampai disini anda boleh sepakat boleh tidak dengan pendapat saya.

Ibarat kata sebuah iklan, kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda.

Bagi saya, mukadimah khutbah di atas benar-benar 'menggoda'. Saya yang biasanya melewati khutbah Jumat dengan khusyuk (baca: mengantuk), kali ini sedikit melek.

Mukadimah itu kemudian membuat saya merenung. Betul. Bahwa banyak sekali perintah Allah yang kadang (eh sering) kita rasakan sebagai hal yang kurang menyenangkan. Salat misalnya. Sedang asyik-asyiknya tidur, hangat selimut di tengah suasana dingin di pagi hari, kita harus bangun untuk salat subuh. Saat kita sedang fokus kerja, datang panggilan salat Zuhur.

 Atau tentang sedekah misalnya. Capai-capai kita kerja, kita diperintahkan menyisihkan hasil keringat kita.

Begitu sebaliknya. Larangan agama seringkali kita tinggalkan dengan berat hati. Kita meninggalkan, padahal kita masih menyukainya.

Korupsi. Banyaknya korupsi karena dia 'menyenangkan'. Dapat uang banyak dengan cara instan, mudah dan tidak perlu bekerja keras.

Berjudi. Orang yang sudah gandrung dengan judi akan mencari jalan bagaimana tetap bisa berjudi. Apapun bisa dibuat sarana judi mulai dari main kartu, judi bola, taruhan sabung ayam, atau taruhan mancing. Bahkan hasil pilpres pun bisa jadi ladang judi.

Narkoba pun 'mengenakkan'. Efek 'menyenangkan' itu sampai dicari-cari lewat lem, bubuk sabu, suntik morfin, atau linting ganja. Dan jika tak punya banyak uang, rendaman pembalut wanita pun jadi pilihan, demi dapat efek fly itu.

Padahal perintah maupun larangan Allah punya manfaat dan bahaya. Hal terakhir misalnya, efek fly yang dicari, bukan saja mengancam kesehatan seseorang tapi juga akal/otak yang akan dirusak. Bahkan masa depan hingga karir seseorang. Tidak terhitung artis/role model yang karirnya terjerembab lantaran berinteraksi dengan barang haram itu.

Sehingga, mukadimah khutbah di atas benar-benar layak untuk direnungkan. 

Post a Comment for "Renungan Mukadimah Khutbah Jumat"