Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketika Bahasa Anak Belepotan

Bahasa anak kecil sering kali membuat kita merasa lucu. Kadang juga bingung. (Tentu saja, kita dulu juga begitu. Kan, kita pernah kecil ...)

 Kosa katanya kadang tidak jelas, terbalik-balik, atau kosa kata yang hanya mereka mengerti. Pernah? Saya beberapa kali mengamati dari anak saya yang pertama.

Beberapa kali Si Sulung belepotan kosa katanya. Ada kata yang terbalik letak huruf atau katanya. Sehingga kadang membuat saya berpikir, maksudnya apa ya? Hehehe... Setelah saya mendapatkan maksudnya, saya lantas tertawa geli.

Tadinya saya tidak mengizinkan untuk beli es krim. Tapi kemudian karena Jundi menunjukkan semangat sekolah yang bagus, sebagai hadiah saya membolehkan beli es krim. 



Fragmen #1 Di Sekolah

"Apa jajannya es krim aja?"
"Hah? Berenan?"

(Kata seharusnya beneran tapi diucapkan berenan).

Fragmen #2 Di Rumah

"Abi, Abi...eng..eng...ka..karetnya mana? Main karet yuk.."
Saya tahu pasti, Jundi ngajak main raket. Sebab saat itu dia pegang shutle cock. Tapi entah kenapa, yang terucap adalah karet. Harusnya kan Raket. Maklum hurufnya sama. Susunan yang berbeda saja.

Fragmen #3 Mau Berangkat Sekolah

“Abi-abi...tadi malam aku punya dengong lho..”
Lalu Bundanya menimpali. Ngeh kalau si Sulung salah ucap.
“Dongeng, kali. Mas Jundi..”
“Iya, aku punya dongeng, ayam punya jarum emas 2 dua. Supaya masih punya satu lagi kalau ilang”

Beberapa kali dongeng tentang ayam, elang dan jarum emas selalu berakhir dengan kecemasan. Ayam yang minjam jarum emas untuk menjahit sayapnya lalai menjaga jarum emas. Saat elang datang untuk mengambil jarum emas, ayam kelimpungan. 

Elang yang marah bersumpah akan memusuhi dan mengancam ayam hingga keturunannya. Mungkin mas Jundi punya versi lain. Supaya saat jarum emas hilang, masih punya satu jarum lagi. Yo wis le, nggak papa kok dibikin versi kita sendiri.

Fragmen #4 Di Rumah

Kejadiannya mirip sekali dengan Fragmen #2. Kebalikannya. Saat mas Jundi pengen mengikat balon, malah yang disebutnya raket.

“Raketnya mana, Abi?” Saat itu tangannya memegang balon. Balon yang baru saja saya tiup. Saya kasih ke mas Jundi. Tapi dia minta ditalikan. Makanya cari karet untuk mengikatnya.

Duniaanak-anak memang mengasyikkan. Beragam kisah dengan permaknaannya memenuhi kisah hidup mereka. Kehidupan ini dijalani dengan cara yang unik dan menggelitik. Kata-kata yang polos, spontan, lucu, penuh keceriaan, dan tak jarang menggugah hati dan kesadaran kita. Anak-anak melakukan tanpa takut salah, tanpa beban dan takut dosa.


Dari anak-anak pula kita belajar banyak hal. Kata-kata dan jawaban mereka kadang membuat kita heran, melongo, atau takjub. Kata-kata yang tidak kita kira, muncul dari sosok mereka yang umurnya masih kecil.




Post a Comment for "Ketika Bahasa Anak Belepotan"