Mengantar Oleh-oleh
Siang itu, Jundi kedatangan teman yang mau main ke rumahnya.
"Assalamualaikum, Jundi...main yuk," seru Kaza dari luar pagar. Pagar tidak jauh dari pintu rumah, jadi suara Kaza terdengar jelas.
"Wa'alaikumussalam, sebentar ya," jawab Jundi.
Bukannya membukakan pintu, Jundi berlari ke ruang keluarga. Di sana dia menemui ayahnya.
"Ayah itu ada temennya mana oleh-oleh yang mau dikasih, kita 'kan pulang dari Jogja, kemarin sudah beli oleh-oleh," pinta Jundi pada ayah.
Memang, di Jogja mereka beli beberapa oleh-oleh. Rencananya, sepulan dari Jogja akan dibagikan kepada beberapa tetangga terdekat.
"Oh iya, minta sana sama bunda, ada di dapur" jawab ayah.
Jundi segera pergi ke dapur. Setelah beberapa saat lamanya, Jundi keluar sambil menenteng plastik. Tapi tidak lama kemudian, Jundi kembali masuk, masih dengan tangan menenteng plastik.
"Lho, kok dibawa lagi, bukannya dikasihkan?" tanya ayah keheranan.
"Kaza sudah pulang ayah, mungkin kelamaan nunggu di luar, tadi Jundi lupa menyuruhnya masuk dulu,"
Ayah tersenyum mendengarnya. "Ya sudah, diantar saja ke rumahnya sana,"
"Ya ayah, Jundi mengantar oleh-oleh dulu ya, Assalam'ualaikum..."
"Ya, wa'alaikumussalam..."
Jundi keluar rumah. Menuju rumah tetangganya, Kaza. Untungnya, Kaza ada di teras rumah. Saat itu Kaza sedang bermain sepeda.
"Kaza, ini ada oleh-oleh kemarin aku dari Jogja. Tapi sedikit lho ya,"
"Wah, terimakasih ya Jundi. Sebentar aku bawa masuk dulu"
Katanya sebentar, tapi cukup lama Jundi menunggu Kaza keluar lagi. Untungnya ada sepeda yang bisa mengisi kebosanan selama menunggu Kaza. Tapi saat keluar lagi, Kaza juga menenteng plastik, tapi berbeda dari plastik tadi.
"Jundi, ini dari mama. Untuk Jundi kata mama,"
"Apa ini?"
"Jeruk Jundi, tadi pagi mama ke pasar. Beli banyak jeruk. Manis lho, aku sudah mencicipi"
"Terima kasih ya,"
"Ayo kita main sepeda yuk,"
"Aku antar ini dulu ya,"
"Iya Jundi, cepat ke sini lagi,"
"Ya,"
Sesampainya di rumah, bunda menatap keheranan,
"Oleh-olehnya kok dibawa lagi,?"
"Bukan dibawa lagi, bunda. Ini dikasih lagi sama Kaza. Lihat, plastiknya aja beda sama yang tadi,"
Sebentar kemudian bunda memeriksa plastik dengan teliti. Juga memeriksa isi plastik.
"Udah ya bunda, Jundi mau main sama Kaza. Assalamualaikum..,"
"Ya, wa'alaikumussalam..."
(Bersambung....)
Dalam bepergian, kalau bisa sempatkan membeli oleh-oleh untuk tetangga. Oleh-oleh itu sebagai sarana mengakrabkan dan mengeratkan hubungan bertetangga. Sebagai mana anjuran Rasulullah, saling memberikan hadiah agar saling tumbuh rasa kasih sayang.
"Assalamualaikum, Jundi...main yuk," seru Kaza dari luar pagar. Pagar tidak jauh dari pintu rumah, jadi suara Kaza terdengar jelas.
"Wa'alaikumussalam, sebentar ya," jawab Jundi.
Bukannya membukakan pintu, Jundi berlari ke ruang keluarga. Di sana dia menemui ayahnya.
"Ayah itu ada temennya mana oleh-oleh yang mau dikasih, kita 'kan pulang dari Jogja, kemarin sudah beli oleh-oleh," pinta Jundi pada ayah.
Memang, di Jogja mereka beli beberapa oleh-oleh. Rencananya, sepulan dari Jogja akan dibagikan kepada beberapa tetangga terdekat.
"Oh iya, minta sana sama bunda, ada di dapur" jawab ayah.
Jundi segera pergi ke dapur. Setelah beberapa saat lamanya, Jundi keluar sambil menenteng plastik. Tapi tidak lama kemudian, Jundi kembali masuk, masih dengan tangan menenteng plastik.
"Lho, kok dibawa lagi, bukannya dikasihkan?" tanya ayah keheranan.
"Kaza sudah pulang ayah, mungkin kelamaan nunggu di luar, tadi Jundi lupa menyuruhnya masuk dulu,"
Ayah tersenyum mendengarnya. "Ya sudah, diantar saja ke rumahnya sana,"
"Ya ayah, Jundi mengantar oleh-oleh dulu ya, Assalam'ualaikum..."
"Ya, wa'alaikumussalam..."
Jundi keluar rumah. Menuju rumah tetangganya, Kaza. Untungnya, Kaza ada di teras rumah. Saat itu Kaza sedang bermain sepeda.
"Kaza, ini ada oleh-oleh kemarin aku dari Jogja. Tapi sedikit lho ya,"
"Wah, terimakasih ya Jundi. Sebentar aku bawa masuk dulu"
Katanya sebentar, tapi cukup lama Jundi menunggu Kaza keluar lagi. Untungnya ada sepeda yang bisa mengisi kebosanan selama menunggu Kaza. Tapi saat keluar lagi, Kaza juga menenteng plastik, tapi berbeda dari plastik tadi.
"Jundi, ini dari mama. Untuk Jundi kata mama,"
"Apa ini?"
"Jeruk Jundi, tadi pagi mama ke pasar. Beli banyak jeruk. Manis lho, aku sudah mencicipi"
"Terima kasih ya,"
"Ayo kita main sepeda yuk,"
"Aku antar ini dulu ya,"
"Iya Jundi, cepat ke sini lagi,"
"Ya,"
Sesampainya di rumah, bunda menatap keheranan,
"Oleh-olehnya kok dibawa lagi,?"
"Bukan dibawa lagi, bunda. Ini dikasih lagi sama Kaza. Lihat, plastiknya aja beda sama yang tadi,"
Sebentar kemudian bunda memeriksa plastik dengan teliti. Juga memeriksa isi plastik.
"Udah ya bunda, Jundi mau main sama Kaza. Assalamualaikum..,"
"Ya, wa'alaikumussalam..."
(Bersambung....)
Dalam bepergian, kalau bisa sempatkan membeli oleh-oleh untuk tetangga. Oleh-oleh itu sebagai sarana mengakrabkan dan mengeratkan hubungan bertetangga. Sebagai mana anjuran Rasulullah, saling memberikan hadiah agar saling tumbuh rasa kasih sayang.
Post a Comment for "Mengantar Oleh-oleh"
Kata Pengunjung: