Pelajaran dari Laga Sepak bola
1. Nothing is Imposible. Ini diajarkan AS Roma. Kalah telak 1-4 di kandang Barcelona, Roma mampu membalikkan keadaan dan malah tidak kebobolan oleh Messi cs. 3 gol tanpa balas di kandang Roma. Juventus hampir mampu seperti itu. Hingga 90 menit Juventus bisa cetak 3 gol tanpa kebobolan. Padahal di kandang sendiri keok 3-0.
2. Optimisme. Tegas Allegri, "Jika kita tidak optimis, kita tidak akan naik pesawat ke Madrid". Sepanjang pertandingan, terutama usai gol-gol tercetak, Allegri selalu meminta skuatnya fokus, fokus, dan fokus. Pasukan putih-hitam sebetulnya mampu memporakporandakan pertahanan Madrid. 3 gol itu menjadi bukti.
3. Lucky. Satu hal yang tidak bisa dikesampingkan adalah faktor keberuntungan. Lolosnya Madrid pun karena faktor ini. Siapa saja yang menonton pertandingan itu, bakal mengatakan Juventus akan berpeluang ke semifinal. Minimal akan ada babak pertambahan waktu karena agregat dan kondisi yang sama terjadi. Namun, sedikit sentuhan Benatia di kotak penalti mengubah segalanya. Madrid mendapatkan penalti yang kembali mengubur impian Buffon untuk merengkuh gelar sebelum masa pensiunnya.
4. From Zero to Hero. Ini pantas disandangkan kepada De Rossi dan Manolas. Setelah di leg pertama kontra Barcelona yang melakukan gol bunuh diri, De Rossi dan Manolas jadi pahlawan dengan golnya serta menahan gempuran pasukan Valverde yang sudah kelewat pede untuk menang.
5. Tak selamanya tim yang digdaya di liga domestik, digdaya juga di liga lain. Terbukti pada hasil pertandingan Manchester City, Juventus, dan Barcelona. Para calon juara liga itu justru keok oleh tim yang tengah terpuruk di liga domestik.
Penutup, masih berlaku sebuah adagium, bola itu bulat. Segalanya bisa terjadi. Meski sudah dipastikan lolos, bisa jadi tersingkir. Meskipun, ada yang diprediksi sulit bangkit, eh benar-benar tidak mampu bangkit.
2. Optimisme. Tegas Allegri, "Jika kita tidak optimis, kita tidak akan naik pesawat ke Madrid". Sepanjang pertandingan, terutama usai gol-gol tercetak, Allegri selalu meminta skuatnya fokus, fokus, dan fokus. Pasukan putih-hitam sebetulnya mampu memporakporandakan pertahanan Madrid. 3 gol itu menjadi bukti.
3. Lucky. Satu hal yang tidak bisa dikesampingkan adalah faktor keberuntungan. Lolosnya Madrid pun karena faktor ini. Siapa saja yang menonton pertandingan itu, bakal mengatakan Juventus akan berpeluang ke semifinal. Minimal akan ada babak pertambahan waktu karena agregat dan kondisi yang sama terjadi. Namun, sedikit sentuhan Benatia di kotak penalti mengubah segalanya. Madrid mendapatkan penalti yang kembali mengubur impian Buffon untuk merengkuh gelar sebelum masa pensiunnya.
4. From Zero to Hero. Ini pantas disandangkan kepada De Rossi dan Manolas. Setelah di leg pertama kontra Barcelona yang melakukan gol bunuh diri, De Rossi dan Manolas jadi pahlawan dengan golnya serta menahan gempuran pasukan Valverde yang sudah kelewat pede untuk menang.
5. Tak selamanya tim yang digdaya di liga domestik, digdaya juga di liga lain. Terbukti pada hasil pertandingan Manchester City, Juventus, dan Barcelona. Para calon juara liga itu justru keok oleh tim yang tengah terpuruk di liga domestik.
Penutup, masih berlaku sebuah adagium, bola itu bulat. Segalanya bisa terjadi. Meski sudah dipastikan lolos, bisa jadi tersingkir. Meskipun, ada yang diprediksi sulit bangkit, eh benar-benar tidak mampu bangkit.
Post a Comment for "Pelajaran dari Laga Sepak bola "
Kata Pengunjung: