Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Marah Bareng


Betul, anak meng-copy orang tuanya. Dan Jundi, lama-lama hafal juga perangai saya. Yang kalau sudah marah dipuncak ubun-ubun, akan mengancam marah.

Dan saat Jundi diajak pulang untuk salat jumat di dekat rumah, satu-satunya anak yang dipanggil 'mas' ini benar mem-print ucapan saya.

"Nanti mas Jundi marah loh kalau pulang"

"Lha kenapa mas?"

"Mau salat di sekolah aja"

"Salat di rumah aja mas.."

"Di sekolah aja. Nanti mas Jundi marah kalau pulang"

"Abi yang marah kalau mas Jundi nggak mau pulang..."

"Mas Jundi aja yang marah..." katanya keukeuh.

"Abi yang marah..."

"Mas Jundi yang marah...."

"Atau, marahnya bareng aja?" tawar saya.

"Iya, marahnya bareng-bareng aja..."



(Dalam hati saya ngakak. Untungnya percakapan tadi sambil menuju ke parkiran motor. Dan saat sudah di atas motor, Jundi diam saja diarahkan pulang).

Anak, kadang sedang dalam kondisi maunya menang sendiri, rewel, dan pengen selalu dituruti. Parahnya, tidak kenal waktu. Padahal kita sedang buru-buru, si dia malah pelan, santai atau lelet.

Dalam ilmu pengasuhan, namanya trantum, mungkin begitu. Kondisi anak yang super rewel. Apa yang bisa dilakukan? Orang tua kudu sabar. Meski kadang ketika sudah lama trantumnya, orang tua bisa kesal dan marah.

Post a Comment for "Marah Bareng "