*3 Keburukan Intelektual

Di setiap malam Selasa saya punya agenda rutin. Sebuah rutinitas duduk diskusi melingkar bersama tujuh orang teman dan satu guru. Kami semua guru, tapi satu gurunya guru. Membahas banyak hal. Dari teman dunia hingga tema akhirat. Dari urusan di rumah hingga negara bahkan dunia. Dari urusan 'sepele' hingga cita-cita besar. 

Sebetulnya, materi diskusinya sangat menarik. Namun karena waktunya malam, tentu ada sedikit-sedikit mengantuk. 

Diskusi terakhir, kami membahas tentang orang pintar yang buruk. Di dunia ini, orang seperti itu banyak. Di Indonesia juga banyak. Mungkin di sekeliling kita juga ada. Atau, Bahkan kita termasuk di dalamnya.



 Ada tiga ciri-cirinya yang menunjukkan orang itu buruk dengan ilmunya. 

_Pertama_, sering menyebarkan 'katanya'. Banyaknya argumentasi yang dikeluarkan berasal dari kata orang, katanya, tanpa dicek dulu kebenaran dan kevalidan beritanya. Tanpa saring dulu. Kalau saat ini, orang seperti ini sering men-share berita apa pun tanpa mengklarifikasi berita. Bahkan jika berita itu adalah hoax. Padahal, orang seperti ini bisa rugi sendiri. Bisa terkena jebakan _betmen_. Seperti yang terjadi pada seorang guru di Lebak yang terciduk karena sebarkan berita hoax tentang PKI. Zaman now, kudu ekstra hati-hati. Berita benar, belum tentu baik jika disebarkan. 

_Kedua_, ngeyel atau banyak tanya. Selalu mempertanyakan segala hal. Ini dengan maksud menguji-uji, meragukan, dan tidak percaya. Ada kebijakan dari atasan, dia pertanyakan. Biasanya apa untungnya bagi saya? Itu pertanyaan. Bukannya taat, kalau bisa ditawar. Atau tidak dilakukan. 

_Ketiga_, sombong atau bangga dengan pendapat pribadi. Tidak mau nerima masukan dari orang. Anti kritik. Merasa pendapatnya saja yang benar. Merasa ilmunya sudah tinggi, tidak mau dibenarkan. Dinasehati, mentok. Diingatkan, menolak. 


Mungkin banyak orang yang seperti ini. Bebal, susah diubah. Sebanyak apa pun nasehat tidak guna. Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Tidak ada obatnya kecuali mati. _Astagfirullahaladzim_