Dengan latar belakang pengaruh perang dunia II (PD II) pakar Sumber
Daya Manusia (SDM) membagi generasi dalam generasi X, Y, Z dan baby boomers.
Namun taksonomi ini tidak sepenuhnya berlaku di negara yang mengalami peristiwa
politik yang berbeda. Sehingga penulis menyebutkan taksonomi generasi Indonesia
dengan penyebutan yang berbeda.
Ada tiga kelompok generasi yang penulis sebutkan yaitu generasi tetha
(θ), generasi phi (π) dan generasi Neo-Alpha (α). Penyebutan generasi phi (π) berdasar
abjad Yunani kuno yang menyimbolkan
harmoni dan kesempurnaan. Dalam ilmu Biologi dan Matematika, huruf phi (π) juga
merepresentasikan angka irasional
yang mewakili generasi milenial yang kerap dianggap irasional dalam bertindak
(halaman 5).
Generasi phi ini tumbuh besar di era pasca reformasi. Mereka memiliki
doktrin politik yang tidak sekuat pada generasi sebelumnya. Generasi phi (π) cenderung
mudah untuk memindahkan afiliasi politis mereka dari satu ideologi ke ideologi
lain.
Buku ini ditulis berdasarkan riset. Hasilnya cukup mengejutkan dan
banyak kesimpulan yang berbeda dengan pandangan umum. Contohnya, hasil riset menyatakan
bahwa globalisasi tidak membuat anak muda Indonesia menjadi indukan
individualistis tetapi justru semakin komunal. Buktinya adalqh mereka sering
mengadakan berbagai kopdar dan reuni lintas komunitas. (Halaman 41). Ini kan berbeda dengan pandangan umum
tentang generasi milenial yang kita anggap terkena paparan globalisasi membuat
mereka tidak produktif, individualistis, kecanduan gawai atau persepsi negatif
lainnya.
Banyak pergeseran kultur yang terjadi pada generasi phi (π). Contohnya
gengsi. Di generasi senior, gengsi adalah komparasi style yang lebih mendekati style
masyarakat kalangan atas atau borjuis. Masyarakat kalangan bawah dan menengah
pun berusaha meniru masyarakat kalangan atas. Namun pada generasi phi (π) ,
gengsi adalah berpenampilan dan cara berpikir yang anti mainstream.
Kultur mereka juga melabrak kultur yang terjadi pada generasi
sebelumnya. Misalnya mereka menjalankan bisnis kedai kopi yang memiliki program
mengedukasi konsumen tentang kopi Indonesia. Berbeda dengan kultur bisnis yang
ada sebelumnya yang pelit dengan informasi. Bahkan mereka tidak menggubris
nilai sales contohnya di masyarakat adanya edukasi tentang cara membuat keju
sendiri yang secara logika ekonomi justru sangat beresiko memunculkan pesaing
mereka sendiri. Atau pada kebun roti ‘Sourdough’ yang memiliki antrian yang
sangat panjang dimana konsumennya justru sengaja dibuat susah payah dengan
membawa kotak Sendiri untuk menikmati roti karena penjualnya tidak menyediakan
wadah serta tas plastik. Semua yang
serba tidak biasa dan aneh bila parameternya adalah pola berbisnis yang selama
ini dijalani oleh generasi seniornya.
Membaca buku ini bersiaplah untuk mendapatkan hasil riset yang akan
bertentangan dengan persepsi kita tentang generasi muda. Namun perbedaan itu
bisa jadi ajakan penulis untuk memandang generasi muda dengan positive thinking. Kekurangannya, buku
ini banyak memuat istilah-istilah riset yang membuat orang awam bukan
berkecimpung didunia penelitian atau riset cukup mengganggu sehingga perlu
memahami arti katanya sebelum memahami apa yang tertulis di buku.
Buku ini sangat layak untuk dibaca siapa saja terutama perusahaan,
sekolah, dan orang tua sebagai informasi tentang karakteristik generasi phi.
Perbedaan generasi bisa membuat jarak dan memancing persepsi yang salah tentang
mereka. Berlandaskan riset yang dilakukan oleh biro riset anak muda Indonesia
melalui Youth Laboratory Indonesia, penulis memaparkan bukti empiris hasil
riset di lapangan sehingga hasilnya mendekati kebenaran. Penulis juga mengajak
generasi muda yang dapat bangkit dan berani secara positif menghadapi tantangan
zaman dari siapapun dan memotivasi generasi muda untuk bersemangat menjadi
generasi phi, milenial pengubah Indonesia.
Judul :
Generasi Phi, Memahami Milenial Pengubah Indonesia
Penulis :
Dr Muhammad Faisal
Penerbit :
Republika
Cetakan : I, Desember 2017
Tebal :
xiii + 244 halaman
ISBN :
978-602-0822-89-1
Share
Post a Comment
for "Resensi Buku Mengenal Generasi Phi (π), Milenial Pengubah Bangsa"
Post a Comment for "Resensi Buku Mengenal Generasi Phi (π), Milenial Pengubah Bangsa"
Kata Pengunjung: