Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Untuk Kita, dan Bukan Untuk Kita

Apa rasanya ketika kita sedang antre, tiba-tiba ada yang nyerobot antrean? Kita datang duluan, tapi dia dilayani lebih dulu? Marahkah? Kesalkah? Pengen muntabkah?

Tapi bagaimana jika kndisinya dibalik. Kita datang belakang, tapi dilayani duluan. Baru datang, tapi bisa melewati beberapa antrean? Bagaimana perasaan kita saat itu? Senangkah? Menolakkah? Karena kita merasa tidak layak mendapatkan itu?


Kebanyakan, kita pengennya didulukan bukan diakhirkan. Didepankan bukan dibelakangkan.

Nyerobot antrean boleh, tapi kalau diserobot, janganlah. Tak mau. Marah kita.

Maka segalanya menjadi relatif. Kalau sekiranya menyenangkan buat kita, kita ambil. Tapi jika dirasa tidak menyenangkan buat kita, kita pun tidak terima. Maka, dimanakah kaki kita berpijak? Pada ego liar atau kebenaran sejati?

Post a Comment for "Untuk Kita, dan Bukan Untuk Kita"