See Until End
Pernah nonton Fast Furious 7? Pernah lah ya. Apalagi jika termasuk sekte/golongan sufi (suka film), FF adalah film action yang jangan dilewatkan sebab aksi-aksi yang memukau.
Dalam FF 7, ada satu tokoh,
Ramsey, seorang ahli IT/peretas komputer yang diperburukan, termasuk oleh Dom
dan regunya. Semua regu Dom kecele ketika melihat Ramsey, termasuk saya, tapi
perlu saya perjelas, saya bukan termasuk dalam regu Dom. Tapi kalau Anda
memaksa, ya sudahlah, saya ngaku aja.
Secara nama, Ramsey nama
laki-laki. Seperti gelandang Arsenal, Aaron Ramsey. Kecele pertama. Kecele
kedua, potongan Ramsey tidak seperti peretas pada umumnya: pakai kacamata
tebal, wajah kutu buku, dan penampilan cupu.
Tej pun keberatan dengan
penampilan Ramsey yang dinilai lebih layak dia yang jadi peretas.
"Rupanya tak seperti
peretas. Biasanya wajahnya aneh. Kacamata bengkok, wajah berjerawat karna
banyak minum soda"
Itulah pembelajaran bagi kita,
jangan melihat orang dari tampilannya, apatah lagi, dari namanya.
Dalam ungkapan disebutkan, don't judge a book by its cover.
Dalam ungkapan disebutkan, don't judge a book by its cover.
Jangan nilai kualitas seseorang
sebelum selesai melihatnya secara utuh. Seperti seorang pembicara, yang
belepotan saat membuka obrolannya, ternyata diisinya begitu luar biasa.
Terpatah-patah di awal, namun lancar jaya dalam penyampaian selanjutnya.
Jangan pula nilai akhlaqnya
seseorang dari pakaian/tampilannya. Sebab, ada seseorang penampilan
haji/berpeci/sorban/sarungan tapi rentenir/libtah darah. Pun, ada sosok berdasi
rapi jali tapi koruptor. Meski, banyak pula yang penampilannya buruk seburuk
akhlaqnya.
Ali bin Abi Thalib mengajarkan,
untuk menilai seseorang baik/buruk setelah mengalami tiga hal dengannya yaitu
bermuamalah dengannya, berselisih dengannya, dan melakukan safar bersamanya.
Penampilan memang penting, namun
terpenting adalah akhlaq. Dan akhlaqnya, adalah sikap apa adanya. Bukan sikap
yang dibuat-buat.
Post a Comment for "See Until End"
Kata Pengunjung: